Kontribusi Ekspor Sektor Industri Pengolahan Mencapai 16,27 Persen

Ilustrasi.

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur (Kaltim) ekspor sektor industri pengolahan Kaltim mempunyai kontribusi yang besar kedua setelah sektor pertambangan terhadap total ekspor nonmigas  Kaltim. Pada tahun 2022, kontribusi sektor industri pengolahan mencapai 16,27 persen.

Ekspor hasil industri pengolahan tahun 2022 menunjukkan kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekspor hasil sektor industri pengolahan Kaltim meningkat sebesar 12,48 persen, dari US$4,78 miliar tahun 2021 menjadi US$5,38 miliar di tahun 2022.

Demikian dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim dalam laporan berjudul “Statistik Perdagangan Luar Negeri (Ekspor) Provinsi Kalimantan Timur 2022” yang diluncurkan Kepala BPS Kaltim, Dr. Yusniar Juliana, S.ST., MIDEC, Bulan Agustus 2023.

Komoditas ekspor industri pengolahan yang mengalami peningkatan diantaranya adalah bungkil dan residu; sabun dan bahan pembersih keperluan rumah; pupuk; kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian dan kayu olahan.

Sedangkan komoditas ekspor yang mengalami penurunan diantaranya adalah kimia dasar organik yang bersumber dari minyak; kayu lapis; dan The manufacturing commodities that experienced an increase were palm kernel and residue; soap and household cleaning agents; fertilizer; basic organic chemistry derived from agricultural products dan processed wood. On the other hand, export of basic organic chemistry sourced from oil; plywood; and pam oil. minyak kelapa sawit.

Menurut Yusniar, komoditas ekspor yang menjadi andalan pada sektor industri manufaktur adalah komoditas minyak kelapa sawit. Pada tahun 2022, komoditas ini mempunyai kontribusi sebesar 55,54 persen terhadap ekspor sektor industri manufaktur dengan nilai ekspor sebesar US$2.986,61 juta. Pada tahun 2022, ekspor komoditas ini mengalami penurunan sebesar 2,59 persen.

“Komoditas  CPO diekspor sebagian besar ke Tiongkok, senilai US$879,02 juta, Pakistan US$263,27 juta, dan Pilipina US$219,50 juta,” katanya. Ekspor komoditas ini dimuat dari Balikpapan, Bontang dan Tanjung Redeb masing-masing sebesar US$2.681,40 juta, US$296,73 juta, dan US$8,47 juta.

BPS juga melaporkan, ekspor komoditas pupuk pada tahun 2022 mencapai US$1.746,85 juta, atau mengalami peningkatan sebesar 43,87 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekspor komoditas ini mempunyai peranan sebesar 32,49 persen terhadap sektor industri manufaktur.

“Komoditas pupuk sebagian besar diekspor ke India, Australia dan Korea Selatan masing-masing sebesar US$297,50 juta, US$247,49 juta, dan US$177,06 juta. Kota Pelabuhan muat komoditas ini adalah Bontang,” kata Yusniar.

Ekspor komoditas kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian, pada tahun 2022, mencapai US$293,61 juta atau meningkat sebesar 35,89 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Ekspor komoditas ini mempunyai peranan sebesar 5,46 persen terhadap ekspor sektor industri pengolahan. Komoditas ini sebagian besar diekspor ke Belanda, Tiongkok dan India, masingmasing sebesar US$137,08 juta, US$66,51 juta dan US$30,27 juta. Komoditas ini diekspor dari Balikpapan dan Bontang, masing-masing US$179,31 juta dan US$114,30 juta.

Pada tahun 2022, ekspor komoditas kayu lapis mencapai US$94,30 juta, menurun 27,69 persen dari tahun lalu. Peranan ekspor komoditas ini terhadap ekspor sektor industri manufaktur adalah sebesar 1,75 persen.

Komoditas kayu lapis sebagian besar diekspor ke Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Jepang, masingmasing sebesar US$49,70 juta, US$19,62 juta dan US$10,42 juta. Komoditas ini diekspor dari Samarinda dan Balikpapan, yaitu sebesar US$52,97 juta dan US$41,33 juta.

Ekspor Produk Pertambangan

BPS juga melaporkan bahwa pada tahun 2022, ekspor hasil pertambangan mencapai US$27.672,31 juta. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ekspor hasil pertambangan mengalami peningkatan sebesar 55,75 persen.

“Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya ekspor komoditas batubara dan lignit. Ekspor komoditas hasil pertambangan mempunyai peranan 83,71 persen terhadap total ekspor nonmigas.”

Menurut Yusniar, komoditas batubara merupakan komoditas ekspor unggulan dari sektor pertambangan. Pada tahun 2022, ekspor komoditas ini mempunyai peranan sebesar 92,88 persen terhadap ekspor sektor pertambangan dan nilai ekspornya mencapai US$25.701,46 juta.

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ekspor komoditas ini mengalami peningkatan sebesar 56,03 persen. Beberapa negara tujuan ekspor batubara yaitu Tiongkok, India, dan Jepang, masing-masing sebesar US$5.366,55 juta, US$5.075,69 juta, dan US$3.624,07 juta.

“Ekspor batubara Sebagian besar diekspor dari Samarinda, Kutai Timur (Tanjung Bara), dan Balikpapan, masing-masing sebesar US$9.759,10 juta, US$6.182,06 juta, dan US$3.910,34 juta,” ungkapnya.

Ekspor lignit mengalami peningkatan sebesar 52,11 persen. Pada tahun 2022, ekspor lignit mencapai US$1.970,85 juta dan mempunyai peranan sebesar 7,12 persen terhadap ekspor hasil pertambangan.

Ekspor lignit sebagian besar ditujukan ke Tiongkok, Korea Selatan, dan Singapura, masing-masing sebesar US$1.809,26 juta, US$90,78 juta, dan US$27,33 juta. Komoditas ini sebagian besar diekspor dari Paser (Adang Bay), Kutai Timur (Sangkulirang), dan Samarinda, masing-masing US$1.226,06 juta, US$323,97 juta, dan US$180,84 juta.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim

Tag: