Korea Utara Klaim Situasi COVID-19 ‘Terkendali’

Petugas medis tentara yang terlibat dalam distribusi pasokan obat-obatan bekerja di apotek di tengah kekhawatiran penyebaran penyakit coronavirus (COVID-19) di Pyongyang, Korea Utara 22 Mei 2022 dalam foto ini dirilis 23 Mei 2022 oleh Kantor Berita Pusat Korea negara itu. (KCNA melalui REUTERS)

SEOUL.NIAGA.ASIA — Korea Utara mengatakan pada Selasa terjadi tren penurunan “stabil” dalam wabah COVID-19 pertama yang dikonfirmasi, melaporkan kurang dari 200.000 pasien baru dengan gejala demam untuk hari ketiga berturut-turut pada Selasa.

Gelombang COVID, yang dimulai pada 12 Mei, telah memicu kekhawatiran akan kurangnya vaksin, infrastruktur medis yang tidak memadai, dan potensi krisis pangan di negara berpenduduk 25 juta itu.

Setidaknya 134.510 orang baru menunjukkan gejala demam pada Senin malam, menjadikan jumlah total kasus tersebut menjadi 2,95 juta sejak akhir April, sebagaimana dilaporkan kantor berita resmi Korea Utara KCNA. Sedangkan angka kematian mencapai 68 orang.

KCNA mengatakan negara itu melaporkan “keberhasilan” dalam perang melawan wabah COVID.

“Dalam beberapa hari setelah sistem pencegahan epidemi darurat maksimum diaktifkan, tingkat morbiditas dan mortalitas secara nasional telah menurun secara drastis dan jumlah orang yang pulih meningkat. Sehingga secara efektif membatasi dan mengendalikan penyebaran penyakit pandemi dan mempertahankan kejelasan yang jelas. Situasi stabil,” kata KCNA, dikutip niaga.asia dari kantor berita REUTERS, Selasa.

Korea Utara mengatakan sedang memperluas produksi pasokan obat-obatan esensial, meskipun tidak merinci secara pasti jenis obat apa yang mereka produksi.

Belakangan, imbas kekurangan pasokan alat pengujian, Korea Utara belum mengkonfirmasi jumlah total orang yang dites positif terkena virus corona. Sebaliknya, otoritas kesehatan melaporkan jumlah tersebut dengan gejala demam, sehingga sulit untuk menilai skala gelombang COVID di negara itu, kata para ahli.

Korea Utara mengatakan pihak berwenang mendistribusikan makanan dan obat-obatan di seluruh negeri, dengan mengerahkan petugas medis militer untuk membantu mendistribusikan obat-obatan dan melakukan pemeriksaan.

Korea Selatan dan Amerika Serikat telah mengusulkan untuk membantu Korea Utara memerangi pandemi, termasuk dengan pemberian vaksin. Namun demikian pusat pemerintahan Korea Utara di Pyongyang belum menanggapi tawaran itu.

Sumber: Kantor Berita REUTERS | Editor: Saud Rosadi

Tag: