Korea Utara Laporkan Wabah Penyakit Lain di Tengah Penularan COVID-19

Situasi jalan lengang di kota Pyongyang di tengah kekhawatiran wabah COVID-19 dalam foto yang dirilis oleh Kyodo pada 23 Mei 2022. (Foto: Kyodo melalui REUTERS)

SEOUL.NIAGA.ASIA — Korea Utara melaporkan wabah epidemi usus tak dikenal pada hari Kamis, berpotensi menambah tekanan pada sistem perawatan kesehatan yang sedang berjuang melawan gelombang COVID-19, yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memerintahkan untuk mengirim obat-obatan ke kota pelabuhan barat Haeju pada hari Rabu untuk membantu pasien yang menderita “epidemi enterik akut” sesegera mungkin, menurut media pemerintah Korea Utara KCNA.

Meski demikian tidak dilaporkan jumlah orang yang terkena, atau menjelaskan jenis penyakit tersebut. Meski indikasi mengacu pada saluran pencernaan.

“(Kim) menekankan perlunya menahan epidemi sedini mungkin dengan mengambil tindakan yang baik, untuk mengkarantina kasus yang dicurigai untuk benar-benar mengekang penyebarannya. Mengkonfirmasi kasus melalui pemeriksaan epidemiologi dan tes ilmiah,” kata KCNA, dikutip niaga.asia seperti dilansir kantor berita REUTERS, Kamis.

Wabah yang dilaporkan terjadi ketika Korea Utara menangani wabah pertama infeksi COVID-19 dan dinyatakan sebagai keadaan darurat bulan lalu, di tengah kekhawatiran tentang kurangnya vaksin dan pasokan medis.

Korea Utara melaporkan 26.010 lebih banyak orang dengan gejala demam pada hari Kamis, dengan jumlah total pasien demam yang tercatat di seluruh negeri sejak akhir April mendekati 4,56 juta. Korban meninggal terkait wabah COVID-19 mencapai 73 orang.

Pyongyang setiap hari mengumumkan jumlah pasien yang menderita demam, bukan pasien COVID yang ditengarai akibat minimnya alat uji. Para ahli juga menduga bahwa angka-angka yang dirilis melalui media yang dikendalikan pemerintah tidak dilaporkan.

Korea Utara mengatakan gelombang COVID telah menunjukkan tanda-tanda mereda, tetapi Organisasi Kesehatan Dunia meragukan klaim Pyongyang awal bulan ini, dengan mengatakan mereka yakin situasinya semakin buruk.

Sumber : Kantor Berita REUTERS | Editor : Saud Rosadi

Tag: