KTT G20, Pengamanan untuk Jaga Kehormatan Bangsa Indonesia

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Sigit saat bersama Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa menggelar apel pasukan Operasi Puri Agung 2022 di Lapangan Renon, Denpasar, Bali, Senin (7/11/2022). (Foto Humas Mabes Polri)

BALI.NIAGA.ASIA – Dalam pengamanan pelaksanaan KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022, Polri menerjunkan 9.700 personel, 3.699 pasukan cadangan di Mako Brimob dan 11 pasukan di Satbrimoda.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta agar personelnya agar mencegah tindakan anarki, yang mungkin dilakukan sekelompok orang demi mencari perhatian dunia internasional di perhelatan KTT G20.

Sigit juga mengajak semua elemen bangsa Indonesia untuk turut menjaga keamanan dalam KTT G20.

“Kita harus mampu memprediksi dan mencegah aksi-aksi yang dapat mendiskreditkan negara Indonesia dan negara-negara tamu, serta kegiatan yang mengarah pada hal-hal yang bersifat gangguan dan anarkis,” kata Sigit saat menggelar apel pasukan Operasi Puri Agung 2022 di Lapangan Renon, Denpasar, Bali, Senin (7/11/2022).

Apel pasukan TNI-Polri itu dihadiri langsung Kapolri Sigit dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Menuru, Sigit, aparat keamanan harus siaga terhadap segala potensi gangguan keamanan. Sigit menyebut, pola pengamanan bisa berubah-ubah, diantaranya karena adanya konflik beberapa negara di dunia.

“Kita akan melaksanakan pengamanan di mana situasi dapat berubah secara cepat dan tidak menentu, akibat perang antara Rusia-Ukraina, dan konflik geopolitik antara Tiongkok-Amerika Serikat, serta Korsel dan Korea Utara,” ungkapnya.

Sigit juga menyampaikan arahan dari Presiden Joko Widodo agar aparat keamanan harus mampu menjaga kehormatan dan kepercayaan dunia internasional kepada Indonesia dalam penyelenggaraan KTT G20 ini.

“Bapak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah menyampaikan bahwa kita harus betul-betul menjaga kehormatan dan kepercayaan yang telah diberikan kepada Indonesia, tidak boleh ada letupan sekecil apa pun,” ujar Sigit.

Pengamanan yang humanis

Sigit menyatakan pengamanan yang akan dilakukan Polri ialah humanis namun tegas.

“Polri dituntut untuk menampilkan sosok pengaman yang humanis, ramah, namun tegas ketika dibutuhkan, sehingga mampu mereduksi potensi ancaman yang mengganggu jalannya KTT G20,” katanya.

Sigit berharap pengamanan KTT G20 menjadi momen bagi jajarannya untuk menunjukkan sosok Polri yang pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat.

“Mari kita tunjukkan kepada dunia sosok Polri sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat yang presisi sehingga dapat mewujudkan Polri yang dekat dan dipercaya serta dicintai masyarakat,” ujarnya.

Sigit meminta seluruh Kapolda se-Indonesia turun tangan menghadapi segala gangguan kamtibmas selama KTT G20. Tindakan tegas dan terukur dapat dilakukan pada saat keadaan diperlukan.

“Antisipasi segala kemungkinan situasi konsistensi mulai dan gangguan kamtibmas aksi kriminalitas, huru-hara, aksi teror sampai dengan bencana alam,” tegasnya.

Selain itu, Sigit mengungkapkan pola pengamanan KTT G20 dibuat tiga ring. Ring pertama dipimpin oleh Paspampres untuk pengamanan kepala negara.

Ring kedua oleh TNI untuk pengamanan para menteri perwakilan delegasi dan Ring ketiga oleh Polri, untuk pengamanan wilayah dan penduduk di Indonesia.

“Khusus yang ketiga adalah lapisan terluar yang berinteraksi langsung dengan masyarakat umum,” tutur Sigit.

Sumber: Divisi Humas Mabes Polri | Editor: Intoniswan

Tag: