Laboratorium Canggih BNN RI Ada di Samarinda, Bisa Buat Teliti Narkoba Jenis Baru

Kepala BNN RI Komisaris Jenderal Polisi Petrus Reinhard Golose memberikan penjelasan usai meninjau laboratorium BNN RI di Samarinda, Rabu 9 November 2022 (niaga.asia/Saud Rosadi)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Laboratorium Badan Narkotika Nasional (BNN) di Samarinda, resmi dioperasikan Rabu. Laboratorium itu dilengkapi peralatan canggih dari Amerika Serikat untuk memeriksa dan mendeteksi zat narkoba jenis baru atau New Psychoactive Substances (NPS). Ke depan akan bekerja sama dengan Universitas Mulawarman untuk kepentingan penelitian.

Pengoperasian laboratorium itu diresmikan Kepala BNN RI Komisaris Jenderal Polisi Petrus Reinhard Golose. Lokasinya berada di area Balai Rehabilitasi BNN RI Tanah Merah, poros Samarinda-Bontang

Meski laboratorium itu adalah laboratorium keempat setelah laboratorium di BNN RI di Jakarta, di Sulawesi Selatan dan di Medan di Sumatera Utara, namun peralatannya diklaim lebih canggih dibanding di Jakarta.

“Laboratorium BNN RI di Samarinda meski berada di Samarinda tetap dalam controling, mekanismenya kerja sama langsung dari BNN RI,” kata Golose dalam pernyataannya kepada wartawan usai peresmian.

Laboratorium BNN RI di Samarinda dibangun untuk meng-cover Kalimantan. Mengingat Kalimantan memiliki kawasan perbatasan dengan negara tetangga seperti Malaysia.

Kepala BNN RI Petrus Reinhard Golose menandatangani prasasti peresmian pengoperasian laboratorium BNN RI di Samarinda, Rabu 9 November 2022 (niaga.asia/Saud Rosadi)

“Laboratorium ini perlu karena kita juga akan mendeteksi narkoba penyerahan dari penyidik, kemudian masalah lain new psychoactive substances (NPS),” Golose menerangkan.

Di dunia saat ini terdeteksi ada 1.127 narkoba jenis baru atau NPS. Sedangkan di Indonesia, dari pemeriksaan laboratorium dan monitoring baru terdeteksi 91 jenis.

“Kemudian bahan-bahan narkotika yang lain, misalnya setelah diungkap atau ditangkap penyidik BNN, maupun penyidik Polri, itu akan dianalisa untuk dilihat kandungannya, prekursornya, sekaligus dilakukan penelitian kandungan dari barang-barang bukti tersebut,” Golose menambahkan.

Golose mengapresiasi peran serta pemerintah daerah Kalimantan Timur dengan berdiri dan beroperasinya laboratorium BNN RI di Samarinda. Di mana rencananya akan bekerja sama dengan Universitas Mulawarman untuk kepentingan penelitian.

“Sehingga tujuannya sekali lagi untuk melindungi masyarakat Indonesia. Terutama masyarakat Kalimantan Timur dari keterpaparan masalah narkotika,” Golose menegaskan.

“Anda akan merasakan itu berat menghadapi narkotika apabila keluarga kita terkena, terpapar. Sehingga kita ada program lagi yang disebut ketahanan keluarga,” kata Golose.

Kepala BNN RI Komisaris Jenderal Polisi Petrus Reinhard Golose meninjau fasilitas laboratorium BNN RI di Samarinda. Peralatan canggih itu juga akan digunakan untuk memeriksa dan meneliti narkotika jenis baru (niaga.asia/Saud Rosadi)

Jadi Laboratorium Forensik Narkotika

Mengingat canggihnya peralatan di laboratorium BNN RI di Samarinda yang berdiri di atas lahan seluas 1.289,75 meter persegi itu, laboratorium itu juga berfungsi sebagai laboratorium forensik narkotika.

“Ini sekaligus laboratorium forensik narkotika. Khusus untuk narkotika. Tentu berbeda dengan laboratorium forensik Polri. Di laboratorium BNN RI di Samarinda ini menggunakan computerize tapi untuk narkotika. Spesial, keilmuannya lebih spesifik. Peralatan di sini lebih bagus (dibanding) dari yang ada di pusat (laboratorium di markas BNN RI di Jakarta) karena ini versi terbaru,” Golose menjelaskan lagi.

Dengan pengoperasian laboratorium BNN RI di Samarinda, nantinya pihak yang memerlukan hasil laboratorium narkotika, baik itu dari BNN provinsi, kota maupun kepolisian di daerah tidak lagi menunggu lama hasil pemeriksaan untuk kepentingan penyelidikan dan penyidikan.

“Peralatan ini buatan Amerika Serikat. Di sini untuk menangani, melayani, kepentingan pengujian narkotika di Kalimantan. Tapi bisa juga menerima dari luar Kalimantan,” kata Isran Noor, Gubernur Kalimantan Timur, dalam pernyataannya.

“Kerja sama dengan Universitas Mulawarman itu penting karena Universitas Mulawarman di Samarinda itu lembaga pendidikan, ilmiah, yang bisa mengembangkan keilmuan. Alat di Universitas Mulawarman belum seperti di laboratorium ini. Dan ini bisa digunakan nanti setelah ada MoU (Memorandum Of Understanding),” Isran Noor menambahkan.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: