Makorem 091 Aji Surya Natakesuma ‘Terbakar’

Personil TNI dan PNS mengamankan barang dan dokumen penting, saat simulasi Jumat (26/4) (foto : HO/Korem 091 ASN)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Musibah kebakaran kembali melanda kotA Samarinda, sekira pukul 10.00 WITA, Jumat (26/4/2019). Kali ini salah satu gedung di lingkungan Makorem 091/Aji Surya Natakesuma (ASN), nyaris ludes terbakar.

Akibat kejadian itu, seluruh personil TNI serta PNS di lingkungan Korem 091/ASN, berlarian menuju lapangan Makorem, sambil membawa sejumlah barang dan dokumen-dokumen penting. Mulai dari komputer, laptop, hingga peralatan elektronik lainnya.

Namun demikian, kjadian kebakaran itu tidak berlangsung lama. Pasalnya personil TNI telah siap siaga dengan menyemprotkan alat pemadam api ringan (APAR), ke salah gedung yang terbakar. Selain itu, sebagian prajurit tampak menggunakan peralatan tradisional seperti karung goni basah, guna memadamkan api. Tidak lama berselang, satu unit mobil pemadam dari Korem, langsung melakukan pemadaman.

Kebakaran itu merupakan simulai, salah satu protap yang dilaksanakan oleh TNI guna mengantisipasi terjadinya kebakaran, memperihati Hari Kesiapsiagaan Bencana.

“Kegiatan ini menginisiasi Hari Kesiapsiagaan Bencana dengan mengajak semua pihak meluangkan satu hari untuk melakukan latihan kesiapsiagaan bencana secara seretak pada tanggal 26 April ini,’ kata Kepala Seksi Teritorial (Kasi Ter) Korem 091/ASN Kolonel Arh Muhamad Jamaludin Malik, dalam keterangan tertulis.

Kegiatan ini juga bertujuan untuk membudayakan latihan secara terpadu, terencana dan berkesinambungan, guna meningkatkan kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat menuju Indonesia Tangguh Bencana.

Kegiatan utama pada Hari Kesiapsiagaan Bencana adalah dilaksanakannya latihan atau simulasi serentak di seluruh wilayah Indonesia. Seperti latihan evakuasi mandiri, simulasi kebencanaan, uji sirine peringatan dini, uji shelter dan lainnya.

“Harapan dari latihan ini untuk memberikan pengetahuan kepada kita mengenai di mana posisi kita, serta risiko apa yang ada di sekitar kita. Lalu, apa solusinya dalam merespon risiko bencana tersebut,” tutupnya. (*/006)