Melihat Lebih Dekat The Other Side Gunta

aa
Pentas seni di landmark Gunung Tabur. (Foto Rita Amelia/Niaga.Asia)

TANJUNG REDEB.NIAGA.ASIA-Kursi plastik yang berbaris rapi di depan museum Batiwakkal Gunung Tabur mulai dipenuhi para penonton yang penasaran dengan pertunjukan yang akan disajikan. Bertajuk Pentas Seni dan Budaya The Other Side Gunta, digelar Kecamatan Gunung Tabur, sebenarnya bukanlah hal baru. Bahkan, hampir setiap malam Minggu acara ini dilaksanakan.

Namun, ada yang berbeda pada Sabtu (5/10) malam. Pagelaran seni yang biasa diadakan di halaman museum Batiwakkal Gunung Tabur itu berpindah tempat, tepatnya di seberang museum, dimana sudah dipersiapkan panggung permanen atau landmark yang akan dipergunakan untuk tampil.

Monumen atau landmark yang dibuat ini adalah wadah bagi para pelaku seni untuk dapat berkreasi dan menampilkan keahliannya berseni.

“Tak hanya itu, dengan adanya gelaran pentas seni ini, diharapkan juga akan mengembangkan potensi lainnya yakni wisata kuliner Berau, khususnya bagi pedagang-pedagang kuliner di sekitar museum ini. Untuk itu, ini menjadi tanggung jawab kita bersama menghidupkan kuliner yang ada di Berau,” jelas Lurah Gunung Tabur, Lutfi Hidayat.

Untuk diketahui, Masjid Raya Imanuddin atau yang akrab disebut Masjid Besar oleh masyarakat Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur adalah sebuah Masjid tua yang diperkirakan berumur lebih dari 200 tahun.

Berdasarkan keterangan yang diberikan Putri Nural (salah seorang ahli waris Sultan Muhammad Khalifatullah Jalaluddin (1921-1950)  masjid ini dibangun bersamaan dengan dibangunnya istana kesultanan pada zaman pemerintahan Sultan Aji Pangeran Raja Muda Si Barakkat pada abad ke-18. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika masyarakat Kalimantan Timur, khususnya kaum muslim Tanjung Redeb lebih mengenalnya sebagai Masjid Besar Kesultanan Gunung Tabur.

Senada, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Masrani yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan jika pertunjukan pentas seni yang dilakukan sangatlah bagus, apalagi untuk menarik minat wisatawan.

Pentas seni dan budaya seperti ini sangat membantu mendongkrak kunjungan wisatawan ke Berau. Apalagi jumlah kunjungan baik lokal maupun wisatawan asing juga terus meningkat. Dari data sementara yang dimiliki Disbudpar, Pulau Derawan mendapat kunjungan wisatawan terbanyak yang mencapai 12 ribu orang, dari tahun sebelumnya yang hanya sekitar 10 ribu orang.

“Untuk itu, kita berharap dengan adanya pagelaran seni seperti ini akan lebih menarik minata wisawatan untuk datang, tak hanya mengunjungi daerah laut tetapi juga jelajah kota Tanjung Redeb, untuk menyaksikan kesultanan dan budaya yang ada,” ungkapnya.

Disbudpar Berau akan memasukkan acara ini dalam kalender even tahunan, dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Berau. Selain bertujuan sebagai daya tarik wisatawan, juga mengasah kemampuan khususnya generasi muda di bidang seni dan budaya Berau, dan menampilkannya dengan sangat apik di hadapan pengunjung.

Penampilan band lokal dari para pelajar SMA N 5 Berau sebagai pembuka dan beragam tarian seperti tari Selamat Datang, tari Dalling, dan tari Dayak, sukses memukau penonton yang hadir. Pasalnya, penyuguh tarian tersebut adalah pelajar sekolah dasar, SLTP dan SMA, yang notabene untuk generasi muda masih jarang yang mau menggeluti seni dan budaya dengan sungguh-sungguh. (Rita Amelia)

Tag: