Menlu  RI dan Menlu G7 Bahas Isu Ketahanan Pangan Akibat Perang di Ukraina

Menlu RI Retno Marsudi bersama Menlu AS, Anthony Blinken. (Foto Kemlu)

WASHINGTON DC.NIAGA.ASIA – Menlu RI telah menghadiri pertemuan Menteri Luar Negeri G7 secara daring, dalam kapasitas Indonesia sebagai Presiden G20, memenuhi undangan Jerman yang memegang presidensi G7 tahun ini, hari Jumat (13/5/2022).

Ini merupakan pertemuan pertama presidensi G20 dengan G7 secara kelompok (pada tingkat Menteri Luar Negeri). Sebelumnya, engagement dilakukan dengan masing-masing negara anggota G20, baik dari G7 maupun non G7.

“Pertemuan tersebut membahas dua isu penting, yaitu isu ketahanan pangan akibat perang di Ukraina, dan isu G20,” kata Melu RI, Retno Marsudi dalam rilisnya.

Terkait isu ketahanan pangan, Menlu RI menyampaikan bahwa perang di Ukraina telah berdampak pada ketahanan pangan global. Dampak ini sangat dirasakan, terutama oleh negara berkembang.

Menurut Retno, upaya harus dilakukan agar isu kelangkaan dan harga pangan yang tinggi dapat dicegah, termasuk tidak memasukkan pangan dalam sanksi. Dalam kaitan ini, Indonesia juga mengingatkan mengenai pentingnya pupuk, sebagai bagian upaya menjaga ketahanan pangan.

“Terkait G20, negara-negara G7 memahami situasi kompleks dan sulit yang dihadapi saat ini, dan semua memberikan dukungan terhadap presidensi Indonesia,” katanya.

Pertukaran pandangan antara Menlu RI dan Menlu G7 dalam pertemuan tersebut berjalan sangat positif. Tidak ada satupun yang menginginkan G20 terpecah, dan diskusi dilaksanakan dengan spirit untuk mencari solusi terhadap situasi yang tidak mudah saat ini.

Menlu Retno juga menyampaikan undangan kepada para Menlu G7 untuk hadir pada pertemuan Menlu G20 di Bali pada bulan Juli mendatang, untuk melanjutkan diskusi secara terbuka dan konstruktif.

Pada hari yang sama, Menlu RI juga telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu AS, Anthony Blinken, membahas kerja sama bilateral, regional, dan berbagai isu global yang menjadi perhatian bersama.

Menlu AS menyampaikan apresiasi atas peran dan kepemimpinan Indonesia baik sebagai koordinator kemitraan ASEAN-AS maupun kepemimpinan Indonesia di ASEAN dan beberapa isu global seperti Afghanistan.

Dalam kerja sama bilateral, kedua Menlu sepakat untuk meningkatkan kerja sama kesehatan, terutama dalam kerangka kesiapan menghadapi potensi pandemi di masa datang.

“Indonesia dan Amerika Serikat, menyambut baik peningkatan status kemitraan ASEAN-AS menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif,” ungkap Retno.

Menlu AS menjelaskan mengenai inisiatif Indo-Pacific Economic Partnership (IPEF) yang akan diluncurkan dalam waktu dekat. Indonesia sampaikan harapan agar IPEF dapat saling melengkapi dan di-sinergikan dengan implementasi prioritas kerjasama dalam ASEAN Oulook on the Indo-Pacific (AOIP).

Dalam pembahasan isu global, kedua Menlu bertukar pandangan tentang situasi di Ukraina, dan Afghanistan.

Sumber: Kementeria​n Luar Negeri RI​ | Editor : Intoniswan

Tag: