Menteri ESDM : Target 1 Juta Barel Minyak Bumi per Hari di 2030

PT Kalisat Energi Nusantara (KEN) hari ini secara resmi melaksanakan tajak sumur eksplorasi pertama melalui Sumur NK-1X di Wilayah Kerja Long Hubung -Long Bagun yang berlokasi di Desa Mamahak Besar, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur. (Foto SKK Migas Kalimantan-Sulawesi)

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif berharap tahun ini dapat menjadi tahun pembuktian ketangguhan industri hulu migas dalam mempertahankan produksi migas dan tahun 2030 tercapat target produksi minyak bumi satu juta barel per hari.

“Saya meminta agar SKK Migas dapat mengawal rencana strategis hulu migas, sehingga target produksi migas Indonesia ditahun 2030 untuk mencapai 1 juta barel minyak bumi perhari dan 12.000 mmscf gas bumi perhari tercapai,” ujar Arifin pada sambutannya usai melantik Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara di Kantor Kementerian ESDM, Selasa (27/7).

Arifin pun menyampaikan empat strategi utama yang perlu dilakukan dan diupayakan oleh seluruh pelaku industri hulu migas dalam mencapai target tahun 2030 tersebut.

“Pertama, mempertahankan level produksi saat ini melalui optimasi produksi pada lapangan eksisting. Melalui manajemen yang baik, pelaksanaan program kerja yang agresif, masif serta efektif dan efisien, transisi Wilayah Kerja alih kelola secara cepat dan efektif, serta reaktivasi lapangan tidak berproduksi, menjadi kunci untuk menahan laju penurunan produksi alamiah di berbagai lapangan migas dengan kondisi mature/brownfield,” jelas Arifin.

Upaya yang kedua, lanjutnya, melalui transformasi contingent resources menjadi produksi melalui pengawasan dan pengendalian yang baik terhadap pelaksanaan rencana pengembangan lapangan yang telah disetujui hingga percepatan monetisasi lapangan-lapangan yang belum dikembangkan.

“Selain itu, diperlukan pula perhatian khusus untuk pengembangan migas non-konvensional di Indonesia,” tambahnya.

Ketiga, percepatan penerapan pemroduksian tahap lanjut baik secondary maupun tertiary recovery yang diharapkan untuk dapat memberikan kontribusi tambahan produksi minyak bumi nasional.

“Untuk mewujudkan cita-cita di tahun 2030, maka beberapa proyek EOR harus segera direncananakan dan dieksekusi. Pemerintah juga mendorong KKKS untuk menjalin kerja sama strategis dengan pihak lain yang memiliki kompetensi dan pengalaman dalam pengembangan dan penerapan EOR,” tutur Arifin.

Upaya keempat adalah peningkatan dan percepatan eksplorasi. Hal tersebut menjadi strategi yang tidak kalah penting dalam upaya peningkatan produksi migas nasional.

“Pemerintah akan senantiasa mendorong peningkatan kegiatan akuisisi dan kualitas data migas secara terintegrasi sehingga dapat menunjang kegiatan eksplorasi dan investasi hulu migas di Indonesia,” tandas Arifin.

Selain itu, Pelaksanaan Komitmen Kerja Pasti (KKP) di wilayah terbuka serta keterbukaan akses data hulu migas juga menjadi salah satu upaya kunci untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi hulu migas di Indonesia.

Di akhir sambutannya, Arifin meminta SKK Migas untuk terus melanjutkan perbaikan tata kelola hulu migas agar lebih efisien dan efektif, sehingga dapat mencapai target yang maksimal.

Sumber : Humas Kementerian ESDM | Editor : Intoniswan

Tag: