Misi Dagang Indonesia ke Australia Hasilkan Potensi Nilai Transaksi USD 2,4 Juta

Dalam rangkaian misi dagang ke Australia, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Dody Edward melakukan kunjungan ke produsen tahu tempe NutriSoy di Sydney, Rabu (12 /2/2020).

SYDNEY.NIAGA.ASIA-Forum Bisnis Indonesia-Australia telah berlangsung di Sydney, 11 Februari 2020. Forum bisnis ini dipimpin oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Dody Edward dan Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Iman Pambagyo mewakili Menteri Perdagangan.

Pada misi dagang kali ini, turut berpartisipasi aktif 10 perusahaan Indonesia dari berbagai sektor, yaitukayu, furnitur, dekorasi rumah, kerajinan, makanan dan minuman, kopi, pupuk, dan niaga elektronik (e-commerce). Selain itu, usai forum bisnis, diadakan pula penjajakan kesepakatan bisnis (business matching) yang mempertemukan para pelaku usaha Indonesia dan Australia.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Dody Edward turut menyaksikan business matching ini dalam press realesenya mengatakan, kegiatan ini menghasilkan potensi nilai transaksi B-to-B sebesar USD 2,4 juta untuk produk makanan dan bumbu masak, kopi, produk perikanan, furnitur, dan produk kayu.

“Kita  berharap, transaksi ini akan terus bertambah seiring dengan dicapainya kesepakatan-kesepakatan dagang yang saat ini masih dalam proses negosiasi business to business,” ujar Dody.

Kunjungi Perusahaan Tahu Tempe dan Importir Kayu

Dalam rangkaian misi dagang ke Australia, pada 12 Februari 2020, Dirjen PEN bersama para pelaku usaha Indonesia juga berkesempatan mengunjungi industri tahu tempe yang berhasil dikembangkan oleh diaspora Indonesia di Sydney, yaitu Nutrisoy.

Produk tahu dan tempe memiliki potensi yang cukup besar di pasar Australia mengingat sebagian besar masyarakat Australia mulai menyadari hidup sehat dan mengurangi konsumsi daging.

Dirjen PEN juga melakukan kunjungan ke perusahaan industri pengolahan kayu molding Innovatie Timber Ideas (ITI) yang berlokasi di St. Mary. Perusahaan ini merupakan importir kayu olahan dari Indonesia dan telah mendapatkan penghargaan Primaduta Award dari Presiden Jokowi tahun 2019 lalu.

Pangsa pasar Nutrisoy saat ini 90 persen dipasarkan di Australia. Sedangkan 10 persennya adalah untuk ekspor tujuan Selandia Baru, Kaledonia Baru, Singapura, dan Uni Emirat Arab. Nutrisoy memproduksi makanan khas Indonesia (tahu dan tempe) yang sangat digemari masyarakat Australia.

“Kami berharap, Nutrisoy dapat melakukan promosi untuk memperkenalkan produk Indonesia lebih luas, khususnya di restoran dan supermarket sehingga masyarakat Australia mengetahui produk Indonesia,”ujar Dody.

Selain ke Nutrisoy, Dirjen PEN dan rombongan juga mengunjungi importir Indonesia yang bergerakdi bidang perkayuan dan bahan bangunan, yaitu Innovative Timber Ideas (ITI). Pada kunjungan ini, Dirjen PEN dan pihak ITI membahas mengenai peluang ekspor produk Indonesia dan hambatan yang dihadapi dalam melakukan importasi produk Indonesia.

Saat ini, ITI mengimpor produk kayu berupa decking dan timber untuk dipasarkan ke toko dan depo bangunan di Australia. “Produk kayu Indonesia telah memenuhi regulasi dan sertifikasi yang diminta oleh pihak Australia, antara lain SVLK,”jelas Dirjen PEN.

ITI merupakan salah satu penerima penghargaan Primaduta Award yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo pada Trade Expo Indonesia 2019 lalu. Primaduta Award adalah penghargaan yang diberikan kepada perusahaan asing yang loyal mengimpor produk dari Indonesia. (*/001)

Tag: