Muhammad Adam: Prioritaskan Penanganan 3 Penyebab Banjir di Balikpapan

Anggota DPRD Kaltim, H Muhammad Adam. (Foto Istimewa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Anggota DPRD Kaltim dari daerah pemilihan (Dapil) Balikpapan, H Muhammad Adam mengatakan, untuk mengatasi persoalan banjir di Balikpapan, perlu diprioritaskan tiga faktor penyebab banjir yang selama ini kurang dapat perhatian.

“Ketiga faktor itu meliputi menormalisasi Sungai Ampal/Kalndasan Besar, menyesuaikan tata guna lahan dengan kebutuhan mengatasi banjir, dan sendimentasi pada drainase dan sungai,” kata Muhammad Adam pada Niaga.Asia, Rabu (16/3/2022).

Sesuai fakta di lapangan, ungkap Adam, penampang sungai dan anak-anak sungai dari tahun ke tahun menyempit dan adanya pendangkalan akibat endapan sedimen yang tinggi di drainase, sungai-sungai dan anak-anak sungai.

“Sedimentasi ini tinggi karena faktor tanah di Balikpapan yang ada pasirnya, mudah lepas terkena hujan,” ucapnya.

Bisa jadi, drainase yang dibangun sudah cukup lebar dan dalam, tapi setelah beberapa bulan, mulai dangkal akibat sedimentasi. Untuk mengatasi hal itu, perlu mengeruk sedimen yang ada di drainase secara berkala, utamanya sebelum memasuki musim penghujan.

Faktor ketiga, lanjut Adam, menata kembali penggunaan lahan sesuai kebutuhan, artinya menata  penggunaannya agar tak menyebabkan banjir. Ini persoalan rumit, karena kebutuhan lahan untuk pembangunan infrastruktur oleh pemerintah maupun oleh pihak swasta.

“Secara teknis, bisa jadi luas kawasan untuk menyerap air hujan di Balikpapan sudah jauh berkurang dibanding 10 tahun lalu. Dimana-mana sekarang berlangsung pembukaan lahan, termasuk untuk perumahan,” katanya.

Pagar rumah warga roboh diterjang banjir di Balikpapan, menimpa rumah warga di sebelahnya. (Foto Kantor Pencarian dan Pertolongan Balikpapan)

Menurut Adam, seiring dengan dimualinya pembangunan IKN Nusantara di Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU) yang berbatasan langsung dengan Kota Balikpapan, akan memicu peningkatan pemanfaatan lahan untuk tujuan komersial, misalnya perumahan.

“Hal itu perlu diantisipasi dan dikelola dengan baik. Investasi masuk, tapi tak menyebabkan dampak lingkungan yang beresiko tinggi, seperti meningkatkan luas kawasan tergenang saat intensitas hujan tinggi,” kata Adam meberi saran.

Terlepas dari ketiga faktor disebutkan di atas, lanjut Adam, banjir hari ini di Balikpapan, juga karena saat curah hujan tinggi, terjadi pula air pasang laut, sehingga membuat air dari daratan tak mengalir ke laut pada saat bersamaan.

“Kemudian, ada juga yang menyebut, banjir disebabkan adanya perubahan iklim (climate change) dgn pemanasan global (global warming),” pungkasnya.

Penulis : Intoniswan | Editor : Intoniswan

Tag: