Musda KKSS, Sekda Nunukan Ingatkan Prinsip Dimana Bumi Dipijak di Situ Langit Dijunjung

Sekretaris Daerah Nunukan Serfinaus dalam acara Musda V Pengurus Daerah KKSS Nunukan (Foto : Istimewa)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Musyawarah Daerah (Musda) V Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, memutuskan Ajun Komisaris Polisi (AKP) Alyadi, sebagai ketua terpilih periode 2012 -2026.

Sekretaris Daerah Nunukan Serfinaus yang hadir dalam pembukaan Musda mengatakan, organisasi kerukunan asal Sulawesi Selatan ini mampu menjaga khitahnya, sebagai organisasi kekeluargaan yang tidak terlibat dalam kegiatan politik.

“Di tengah hiruk pikuknya konstestasi Pilkada di Kaltara, KKSS mampu menjaga organisasinya tidak ikut berpolitik,” kata dia, Sabtu (3/4).

Dalam Musda KKSD Nunukan yang digelar di Gedung Olah Raga (GOR) Sei Sembilang Nunukan, Serfinaus mengapresiasi keberhasilan organisasi, untuk menjaga jarak dengan konstestan politik kepada daerah.

Netralitas yang terjaga selama Pilkada di Nunukan, diharapkan terus dipertahankan oleh seluruh anggotanya. Kedepan, pemerintah daerah berharap KKSS benar-benar mampu menjadi rumah bersama, bagi seluruh warga Selawesi Selatan.

“Saya melihat selama ini KKSS Nunukan, cukup berhasil menjaga jarak dengan setiap kontestasi politik,” ungkapnya.

Terlepas dari keberhasilan menjaga organisasi tidak berpolitik, Pemkab Nunukan, lanjut Serfianus, berpesan kepada seluruh warga KKSS menjaga prinsip keluhur nenek moyang yaitu, Dimana Bumi Dipijak, di Situ Langit Dijunjung.

Prinsip keluhur ini artinya, bahwa seluruh warga KKSS harus mampu hidup berbaur dengan rukun dan saling menghormati, terhadap komponen masyarakat lain yang ada di Kabupaten Nunukan, dan terlibat dalam membangun daerah.

“Hormati adat istiadat daerah tempatan, hargai warga pribudi dan berbaurlah kita semua dalam satu tujuan kebersamaan,” tuturnya.

Saat ini, lanjut Serfianus, ada upaya dari pihak oknum tidak bertanggungjawab yang ingin mengadu domba masyarakat. Upaya membelah kerukunan itu, harus dilawan dengan persatuan dan kesatuan, tanpa melihat agama dan adat.

Menciptakan isu dan melempar berita bohong, adalah salah satu cara memecah belah dan mengadu domba antara masyarakat. Karena itu, jangan termakan isu, dan jangan cepat percaya dengan berita dan informasi yang menyesatkan.

“Waspada, ada upaya dari pihak – pihak yang tidak bertanggungjawab, yang ingin memecah belah dan mengadu domba di antara kita. Dihadapan tamu dan undangan perwakilan kerukunan, pemerintah daerah meminta elemen masyarakat dan organisasi kemasyarakatan agar terus memperkuat jalinan silaturahmi, sehingga tidak muncul rasa saling curiga,” ungkap Serfianus.

“Jalinlah silarutahmi dengan semua umat manusia, tokoh tokoh masyarakat dan tokoh agama, diminta memberikan kesejukan bagi warganya,” tutupnya.

 

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: