Musikalisasi Puisi ‘Borneo Purba’ Memukau

Penampilan Zainal Dharma Abidin dan kawan-kawan ketika membawakan musikalisasi puisi ‘Borneo Purba’ di panggung Balikpapan Manuntung Art Festival (BMAF 2022) garapan Dewan Kesenian Balikpapan,  BSCC Dome, Balikpapan, Rabu (21/12/2022). (Foto Hamdani/Niaga.Asia)

BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – “Srimato nrpamukhyasya rajnah sri mulavarmmanah danan punyatame ksetre yad daftar vaprakesvare dvijatibhyo ‘gnikalpebhyah vinsatir ggosahasrikam tasya punyanya yooo ‘yam keto viprair ihagataih.”

Suara yang melantunkan manuskrip berbahasa Sansekerta tentang kejayaan Mulawarman mempimpin  kerajaan Kutai Martadipura dari vokal seniman senior Zainal Dharma Abidin menggelegar, muncul lagi suara yang diiringi musik Dayak.

“Poras  bakotulu nunjang bako betu. Royan langit ingan ompong  jauh. Lekait  lintang bulan  ngotak song maras bulak.” Manuskrip berbahasa Dayak Ngaju dan Danun Besoyong yang berisi tentang perlindungan manusia pun menjadi nilai tambah penampilan musikalisasi puisi ‘Borneo Purba’, di panggung Balikpapan Manuntung Art Fest (BMAF) 2022, Rabu (21/12) di BSCC Dome, Balikpapan.

Usai membacakan dua manuskrip itu, penyaji musikalisasi puisi yang terdiri dari Zainal Dharma Abidin, Andi Samudra, Ki Badai Gongong, Syafruddin, Angkasa Irwansyah dan Marlia Susana melanjutkan dengan menyanyi, menari dan membacakan puisi  tentang hutan Kalimatan, kebhinekaan dan anugerah IKN di bumi Borneo.

Harus diakui, kata seniman teater Wawan Timor, penampilan Zainal Dharma Abidin dkk terbilang luar biasa dalam berkesenian, mengingat usia Zainal Dharma Abidin dkk yang tidak lagi muda.

“Stamina bung Zainal dan teman-teman pendukung musikalisasi itu bagus. Vokal dan musiknyapun  bagus. Apalagi yang dibawakan dua manuskrip yang berbahasa Sansekerta dan Dayak. Jadilah itu sebuah tontonan yang bermanfaat bagi para seniman muda. Salut buat bung Zainal dan kawan-kawan,” papar Wawan Timor.

Penulis: Hamdami | Editor: Intoniswan

Tag: