Nelayan di Tarakan Tenggelam, Anaknya Selamat Setelah Terombang Ambing 5 Jam

Pencarian Azis dilakukan tim SAR gabungan bersama dengan nelayan. (Foto : Niaga Asia)

TARAKAN.NIAGA.ASIA – Seorang nelayan bernama Abdul Azis (40) warga RT 13 Kampung Mandar, Kelurahan Mamburungan, Kecamatan Tarakan Timur, diduga hilang tenggelam setelah memasang pukat udang di perairan Pulau Cermin. Peristiwa itu diperkirakan terjadi Jumat (27/12) pagi kemarin, sekitar pukul 09.00 Wita, Jumat (27/12), berjarak 5-7 mil dari daratan Tarakan.

“Jam 9 pagi tadi dia mencoba menarik pukat gondrong (trammel net) yang sudah dipasang, tapi ketika pukatnya ditarik, kapalnya tidak kuat menahan, akhirnya oleng dan terbalik,” kata Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kaltara Rustan, usai bertemu putra korban, Ulan, Jumat (27/12) malam.

Rustan menerangkan, saat itu juga, Azis yang tidak berhasil menyelamatkan diri, dengan mudah terseret arus air laut dalam hitungan detik. “Dia pergi melaut sama anaknya (Ulan), tapi anaknya selamat karena masih sempat memegang perahunya yang terbalik itu, hingga dia tidak ikut tenggelam meski sedikit terbawa arus,” jelas Rustan.

Sebelum anaknya ditemukan oleh nelayan pukat bawal yang melintas di daerah tersebut, Ulan sempat terapung di laut selama kurang lebih 5 jam.

“Anaknya ditemukan sekitar jam 2-an siang, kejadiannya jam 9 pagi. Kemudian dilaporkan ke pihak keluarga dan ketua RT jam 4 sore. Malam ini baru dilaporkan ke KSOP dan aparat kepolisian,” ujar Rustan.

“Harapan kami dan keluarganya termasuk warga Mandar di Kaltara khususnya Tarakan, mudah-mudahan Pak Azis ditemukan segera,” ungkap Rustan.

Pencarian Terkendala Ombak Besar

Hingga pukul 12.00 Wita tengah hari ini tadi, Sabtu (28/12), tim Patroli Polairud bersama Basarnas dan beberapa nelayan terus menyisir lokasi dugaan tenggelamnya Azis.

“Sampai sekarang Abdul Azis belum ditemukan, tapi tim patroli Polairud dan Basarnas, bersama nelayan terus mencarinya meski sedikit terkendala ombak dan arus air yang cukup besar,” kata Kasat Polair Polda Kaltara, Iptu Kistaya.

Sementara, perahu korban yang dipakai bersama putranya untuk menjaring udang di daerah itu, telah dievakuasi ke daratan Tarakan.

“Anaknya yang diperkirakan 18 tahun masih syok. Jadi, kita rehabilitasi dulu. Ya mudah-mudahan bapaknya tidak jauh dari lokasi kejadian kemarin, dan tidak terbawa arus,” sebutnya.

“Kalau malam hari kita tidak bisa cari. Jadi kita lakukan mulai pagi tadi sampai ketemu. Dari personel kita turunkan semua, begitu juga armada kendaraan laut Polairud berjumlah 4 unit,” demikian Kustaya. (003)