Pasien Kasus COVID-19 di Samarinda Meninggal Tapi Angka Kematian Nol, Kok Bisa?

Pemakaman jenazah kasus Covid-19 di Samarinda pada Kamis (8/7/2021). (Foto BPBD Samarinda)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Hampir setiap hari belasan jenazah pasien kasus Covid-19 di Samarinda dimakamkan di Pemakaman Raudhatul Jannah, Serayu, di Tanah Merah.

Namun angka kematian sering berbeda dengan angka kematian dari info grafis harian Dinkes kota Samarinda.

Seperti dalam sajian info grafis harian Covid-19 Dinkes Kota Samarinda pada Selasa (27/7) kemarin. Angka kematian nol kasus atau tetap 518 kasus. Ketiadaan angka kematian di Samarinda juga terlihat di info grafis harian Covid-19 Kalimantan Timur.

Misalnya, menilik sajian data kasus Covid-19 dari relawan Info Taruna Samarinda (ITS) pada Senin (26/7) per jam 12.28 WITA total ada 13 jenazah pasien kasus Covid-19, dari RS di Samarinda.

Disebut jenazah kasus Covid-19 lantaran tergolong probable, suspek, mengantongi hasil positif swab antigen hingga terkonfirmasi positif melalui hasil PCR (Polymerase Chain Reaction).

Mengutip laman kemkes.go.id, perlu mengenal istilah pasien kasus Covid-19. Kasus probable misalnya, adalah orang yang diyakini sebagai suspek dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) berat atau gagal nafas akibat aveoli paru-paru penuh cairan (ARDS), atau meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 dan belum ada hasil pemeriksaan Real Time-PCR (RT-PCR).

Masih dikutip Niaga Asia dari laman kemkes.go.id, kasus suspek adalah kasus suspek seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:

a. Orang dengan ISPA dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal.
b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA, dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable COVID-19.
c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

Info grafis kasus harian Covid-19 per Selasa (27/7) dengan nol kematian. (Sumber : Dinkes Samarinda)

Penjelasan Nol Kematian di Samarinda

Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda dr Ismid Kusasih menjelaskan, ada tiga hal yang menyebabkan perbedaan angka kematian di info grafis, dengan yang dimakamkan di pemakaman Serayu.

Pertama, data meninggal di info grafis itu kan yang sudah pasti terkonfirmasi positif lewat PCR. Kalau ada yang meninggal kan bisa dari swab antigen tapi belum terkonfirmasi (OCR),” kata Ismid, dikonfirmasi Niaga Asia, Rabu (28/7) sore.

Selain itu yang kedua, data pasien meninggal bisa masuk data probable yang tertera di info grafis. “Ada juga meninggal probable karena hasil PCR belum keluar. Kemungkinan berstatus suspek karena antigen-nya positif,” ujar Ismid.

Ketiga, kalau data tidak sama dengan data yang dimakamkan dengan info grafis, bisa jadi yang meninggal KTP luar Samarinda. Hal itu sudah jadi kesepakatan di provinsi.

“Misalnya, meninggal di Samarinda tapi KTP misal KTP Balikpapan itu masuk data Balikpapan. Tapi kalau KTP luar Kalimantan, meninggal di Samarinda itu masuk angka kematian Samarinda. Tiga hal itu yang bisa membedakan angka kematian yang dimakamkan di info grafis,” terang Ismid.

Hal lain yang bisa menyebabkan perbedaan data adalah adanya pasien kasus Covid-19 yang semisal meninggal pukul 05.00 WITA dimakamkan di hari yang sama, belum masuk pendataan.

“Data itu masuk data all record yang masuk jam 12 siang. Data info grafis itu yang meninggal dengan hasil PCR positif. Itu ketentuan dari pusat. Kalau pasien isoman meninggal dengan hasil antigen positif masuk all record,” ungkap Ismid.

“Kalau kecurigaan probable masuk probable. Kalau probable itu kan tidak melihat kondisi pasien sedang isoman atau apa. Kalau di RS itu misalnya kan ada juga meninggal dengan antigen positif tapi hasil PCR belum keluar. Kalau PCR belum ada, kemudian meninggal di rumah sakit itu masuk probable,” terang Ismid.

“Data itu yang jelas tidak perlu dipermasalahkan. Yang jelas data (di info grafis) itu benar,” pungkas Ismid.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: