PEF Bahas Faktor Penggerak Bisnis Energi Masa Depan

aa
Pertamina Energy Forum (PEF) Ke-7 Tahun 2019, di Hotel Raffles, Jakarta, Selasa (26/11). (Foto Pertamina)

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Untuk ketujuh kalinya, Pertamina kembali menggelar forum diskusi energi terbesar di Indonesia Pertamina Energy Forum (PEF) 2019, di Hotel Raffles, Jakarta, Selasa (26/11).  Perhelatan yang berlangsung selama dua hari ini dibuka oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif, Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahja Purnama, Direktur Utama Pertamina Nicke Widywati, didampingi oleh dewan komisaris dan direksi Pertamina lainnya.

Dalam ajang diskusi bertema ‘Driving Factors: What will Shape the Future of Energy Business’ yang merupakan bagian dari rangkaian HUT ke-62 Pertamina tersebut, lapor situs pertamina.com, diikuti oleh 1.000 peserta yang berasal dari seluruh stakeholders utama Pertamina di bidang energi, seperti para pemerintah, pelaku industri, pemilik teknologi, perwakilan negara-negara sahabat, dan pengamat energi.

“Pertamina Energy Forum merupakan sumbangsih dari Pertamina yang menjadi wadah untuk seluruh stakeholders dalam membahas isu-isu strategis bagi perkembangan sektor energi baik nasional maupun global. Di forum ini seluruh stakeholders utama dapat sharing pengalaman dan keilmuan  yang akan memberikan wawasan sehingga kita semua dapat menetapkan policy dan stratagi  yang tepat dalam pengembangan energi di Indonesia ke depannya,” ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam sambutan pembukaan.

Nicke mengungkapkan, hasil rekomendasi PEF tahun lalu yang bertema Unleashing Domestic Resources for Energy Security telah ditindaklanjuti dengan menggulirkan inisiatif dengan PT Bukit Asam Tbk  dan Air Product and Chemicals Inc.

Untuk mendirikan perusahaan joint venture yang bergerak di bidang bisnis pengolahan batubara dan produk turunan batubara untuk mengembangkan Dimethyl Ether (DME) sebagai pengganti LPG. Selain itu, Pertamina juga melakukan inovasi lain seperti membangun biorefinery dengan memanfaatkan kelapa sawit yang diolah menjadi biodiesel, dan lain-lain.

“Oleh karena itu, semoga PEF 2019 ini kita dapat melahirkan inisiatif lainnya. Kita harus paham bahwa perkembangan energi tidak luput dari isu global, tantangan keterbatasan sumber daya, climate changes, dan peningkatan demand terhadap energi.  Inilah saat yang tepat bagi seluruh pemangku kepentingan  memberikan solusi berupa ide-ide baru, terobosan, agar kita semua bisa bergerak dalam vektor yang sama dan memudahkan untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan pemerintah dalam mengembangkan energi di Indonesia,” imbuhnya.

Nicke menegaskan, Pertamina membutuhkan support dari seluruh stakeholders utama energi karena yang  dibangun adalah ekosistem bukan sekadar membangun Pertamina sebagai company. “Sebagai BUMN,  tugas utama Pertamina  adalah sebagai driver pertumbuhan ekonomi dan industri nasional. Di saat bersamaan kita harus menumbuhkan industri nasional  yang bisa mendrive perekonomian nasional. Oleh karena itu kita  perlu semua pihak bahu membahu mewujudkan visi misi negara ini. Kami persembahkan Pertamina Energi Forum, dari Pertamina untuk Indonesia,” tukasnya.

Sementara itu,  Menteri ESDM  Arifin Tasrif  sebagai keynote speaker menegaskan, Indonesia harus bisa mandiri dan hidup dari energi sendiri. Pertamina sebagai BUMN energi  harus memaksimalkan upaya untuk meningkatkan eksplorasi, produksi dan giant discoveries demi ketahanan energi nasional.

“Pemerintah komit mendukung berbagai produktivitas dan inovasi dalam pengembangan bisnis energi baru terbarukan dalam negeri. Termasuk dalam memenuhi target sambungan gas rumah tangga pada tahun 2019,” ujarnya.

Ia juga berharap hasil diskusi yang diperoleh dari PEF 2019 ini dapat diserahkan kepada pemerintah sebagai masukan bagi penentuan kebijakan energi di masa yang akan datang. (001)

 

 

Tag: