Penantian Sinyal Selular di Teluk Sumbang

Sekolah Dasar di kampung Teluk Sumbang (foto : Niaga Asia)

TELUK SUMBANG.NIAGA.ASIA – Kampung Teluk Sumbang di ujung timur Kalimantan Timur, punya potensi besar di sektor pariwisata. Listrik tersedia 24 jam, dan air bersih terpenuhi dari mata air pegunungan. Namun kampung indah itu, tidak terjamah sinyal selular untuk halo-halo.

Teluk Sumbang, berjarak sekitar 300 kilometer dari Tanjung Redeb, punya luasan sekitar 15 hektare. Itu belum termasuk kawasan hutan rimbun, yang mengelilingi Teluk Sumbang.

Di Teluk Sumbang, punya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 430 KWh, dengan jumlah 130 pelanggan. Ada 201 kepala keluarga (KK) atau sekitar 726 jiwa, yang bermukim.

“Iya, bisa dikatakan begitu (Teluk Sumbang terisolir sinyal selular). Itu yang kami perlukan, adalah sinyal telekomunikasi,” kata Kepala Kampung Teluk Sumbang Abdul Karim, kepada wartawan ditemui Senin (5/11).

Ketiadaan sinyal itu, membuat warga tidak bisa berkomunikasi bersama warga lainnya di luar Teluk Sumbang. “Tidak ada sinyal, juga membuat kami sering miskomunikasi dengan pemerintah,” ujar Karim.

Dia menerangkan, Diskominfo Kalimantan Timur dan operator selular Telkomsel, sempat melakukan survei di Teluk Sumbang. Pemerintahan kampung pun, tidak berdiam diri. “Kami sediakan lahan 20×30 untuk bangun tower, tidak perlu bayar,” sebutnya.

Dengan sinyal selular, lanjut Karim, warga optimistis potensi wisata air terjun dan pantai di Teluk Sumbang, bakal meningkatkan kunjungan dan membuat Teluk Sumbang jadi destinasi wisata baru di Berau.

“Perekonomian sangat minim, karena masyarakat kami dominan berkebun. Tidak sedikit yang tidak punya pekerjaan. Nelayan hanya sambilan. Dengan adanya wisata, bisa meningkatkan giat ekonomi,” ungkap Karim.

Niaga Asia berkesempatan mengunjungi Kampung Teluk Sumbang bersama 10 media lainnya, dalam rangka kunjungan jurnalistik di Kampung Iklim Plus, bersama Biro Humas Provinsi Kaltim dan Dewan Daerah Perubahan Iklim Kaltim. Mengenal lebih dekat kampung itu, dirasa penting, agar mengajak masyarakat setempat peran serta aktif menjaga hutan, sebagai paru-paru dunia. (006)