Penduduk Miskin Kalimantan Utara, 55,46 Persen Pendidikan SD/SLTP

Sumber: BPS Kaltara

TANJUNGSELOR.NIAGA.ASIA – Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Utara (Kaltara)pada September 2022 adalah 50.580 jiwa (6,86 persen), angka ini meningkat apabila dibandingkan dengan bulan Maret 2022 yaitu sebesar 49.460 ribu jiwa (6,77 persen).

Selama periode Maret 2022-September 2022 penduduk miskin di daerah perkotaan menurun sebesar 0,170  jiwa dari 26,550  jiwa menjadi 26,380  jiwa, sementara penduduk di perdesaan meningkat 1,300 jiwa.

Karakteristik penduduk miskin di Kaltara, selama tahun 2017-2022, sebagian besar penduduk miskin memiliki pendidikan terakhir SD/SLTP. Pada tahun 2017, sebanyak 47,38 persen penduduk miskin yang berpendidikan SD/SLTP.

Pada 2018 hingga 2020, terjadi peningkatan persentase penduduk miskin yang berpendidikan SLTA keatas. Namun kemudian menurun pada Tahun 2021 menjadi 19,82 persen dan kembali naik pada 2022 menjadi 23,87 persen.

baca juga:

Kemiskinan di Bulungan Paling Dalam dan Paling Parah

Penduduk Miskin Kalimantan Utara Terbanyak di Tarakan

 

“Sedangkan pada Tahun 2022, sebanyak 55,46 persen penduduk miskin yang berpendidikan SD/SLTP,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltara Mas’ud Rifai, SST., M.M dalam laporan “Data dan Informasi Kemiskinan Provinsi Kalimantan Utara 2017-2022” yang dipublikasikan dan sudah dapat diakses bulan ini, April 2023.

Sumber: BPS Kaltara

Kemudian, lanjur Mas’ud Rifai, apabila ditinjau berdasarkan Kabupaten/Kota, persentase penduduk miskin yang berpendidikan SD/SLTP tertinggi pada Tahun 2022 berada di Kabupaten Tana Tidung dengan persentase penduduk miskin sebesar 67,61 persen.

“Meskipun begitu, penduduk miskin yang berpendidikan SLTA keatas paling kecil berada di Kabupaten Tana Tidung yaitu sebesar 6,94 persen,” katanya.

Ditambahkan,  pada tahun 2017, Angka Melek Huruf (AMH) penduduk miskin yang berumur 15-24 tahun adalah 99,57 persen. Kemudian menurun pada tahun 2018. AMH meningkat selama periode tiga tahun yaitu tahun 2018 hingga Tahun 2022.

Pada tahun 2018 AMH penduduk 15-24 tahun adalah 98,15 persen, pada tahun 2019 meningkat menjadi 98,51 persen, dan pada tahun 2020 menjadi 100 persen hingga Tahun 2021. Namun pada tahun 2022 menurun kembali menjadi 96,69 persen. Sedangkan untuk penduduk yang berumur 15-55 tahun terjadi peningkatan di setiap tahunnya sejak tahun 2017 hingga tahun 2019.

Pada tahun 2017, AMH penduduk 15-55 tahun adalah 96,19 persen, kemudian pada 2019 menjadi 97,29 persen. Namun pada tahun 2020 sedikit menurun menjadi 97,26 persen, dan meningkat kembali pada Tahun 2021 menjadi 98,44 persen. Terakhir pada tahun 2022 menurun menjadi 97,49 persen.

Sumber: BPS Kaltara

“AMH Tahun 2022 di 3 Kabupaten/Kota pada usia 15-24 tahun sudah mencapai 100 persen. Sedangkan pada usia 15-55 tahun terdapat 4 Kabupaten/Kota sudah melebihi 95 persen dengan AMH tertinggi di Kota Tarakan yaitu 99,58 persen,” demikian BPS Kaltara.

Angka Partisipasi Sekolah

Angka Partisipasi Sekolah (APS) penduduk miskin yang berumur 7-12 tahun atau setara dengan usia sekolah dasar berfluktuatif setiap tahunnya. Pada tahun 2017, persentase APS penduduk miskin yang berumur 7-12 tahun adalah 100 persen, sedangkan pada Tahun 2022 adalah 98,1 persen.

Sama halnya pada penduduk miskin yang berumur 13-15 tahun atau setara dengan usia sekolah menengah pertama. Pada tahun 2017 penduduk miskin yang berusia 13-15 tahun APSnya sebesar 87,3 persen, sedangkan pada Tahun 2022 yaitu 90,34 persen.

Sumber: BPS Kaltara

“Pada Tahun 2022, APS Kabupaten/Kota pada umur 7-12 tahun sudah melebihi 90 persen, dengan satu dari lima Kabupaten/ Kota telah mencapai APS 100 persen yaitu Kabupaten Malinau. Hanya satu kabupaten yang APS-nya 95.87 persen yaitu Kabupaten Bulungan,” ungkap Mas’ud Rifai,.

Sedangkan pada umur 13-15 tahun juga terdapat satu kabupaten yang telah mencapai 100 persen, yaitu Kabupaten Tana Tidung.

Tidak bekerja

Sepanjang tahun 2017-2022, lebih dari 40 persen penduduk miskin memiliki status tidak bekerja. Pada Tahun 2022, 49,38 persen penduduk miskin tidak bekerja. Angka tersebut cenderung menurun dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar 50,53 persen.

Karakteristik ketenagakerjaan yang dapat ditunjukkan diantara penduduk miskin adalah lapangan usaha atau sektor sumber penghasilan rumah tangga dan status pekerjaan. Penduduk miskin sering kali melekat dengan mereka yang bekerja di sektor pertanian, seperti petani gurem, nelayan, buruh tani, dan perkebunan, serta pencari kayu dan madu di hutan.

“Pada Tahun 2022 sebanyak 28,41 persen penduduk miskin bekerja di sektor pertanian. Jumlah ini menurun apabila dibandingkan dengan tahun 2021 yaitu sebesar 29,9 persen,” kata Mas’ud Rifai.

Sumber: BPS Kaltara

Persentase tertinggi penduduk miskin berusia 15 tahun keatas yang tidak bekerja berada di Kabupaten Tana Tidung, yaitu sebesar 62,02 persen. Sedangkan persentase tertinggi penduduk miskin berusia 15 tahun keatas yang bekerja di sektor pertanian ada di Kabupaten Nunukan yaitu sebesar 44,31 persen.

Ditinjau dari status pekerjaan utama, pada sebagian besar penduduk miskin berstatus sebagai pekerja informal. Pekerja informal merupakan penduduk yang status/kedudukan dalam pekerjaan utamanya adalah berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetep/buruh tidak dibayar, pekerja bebas, atau pekerja keluarga/ tidak dibayar.

Sedangkan pekerja formal merupakan penduduk yang status/kedudukan dalam pekerjaan utamanya adalah bekerja dibantu buruh tetap/buruh dibayar atau buruh/karyawan/pegawai. Pada tahun 2018-2020, terjadi peningkatan persentase penduduk miskin usia 15 tahun ke atas yang bekerja di sektor informal.

Pada tahun 2018 persentase penduduk yang bekerja di sektor informal adalah 22,07 persen, pada tahun 2019 meningkat menjadi 30,41 persen, dan pada tahun 2020 menjadi 31,79 persen. Namun pada Tahun 2021 menurun menjadi 29,22 persen, setelahnya di tahun 2022 meningkat menjadi 29,60 persen.

“Di Tahun 2022, Kabupaten Bulungan merupakan kabupaten dengan persentase penduduk miskin yang bekerja di sektor informal tertinggi di Kaltara, yaitu 34,22 persen. Sedangkan kabupaten dengan persentase penduduk miskin yang bekerja di sektor informal terendah berada di Kabupaten Tana Tidung, yaitu dengan 15,59 persen,” ujar Mas’ud Rifai.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

 

Tag: