Penerima Anugerah Kebudayaan (3): Laurensius Ding Lie, Karya Tattonya Mendunia

Laurensius Ding Lie sebagai seniman seni rupa. (Foto Dok Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Luar biasa memang capaian prestasi yang diperoleh Laurensius Ding Lie sebagai seniman seni rupa. Karya tatto miliknya mendunia, diakui penggemar tatto di 90 negara.

Bahkan hingga sekarang, ungkap penerima Anugerah Kebudayaan Kaltim kategori kreator seni rupa asal Kabupaten Mahulu, dua komunitas tatto di Amerika Serikat dan Hongaria berkerjasama dengannya dalam pembuatan tatto.

Dalam melakoni dunia tatto, Laurensius Ding Lie yang lahir di Tering (Kutai Barat), 27 Oktober 1965 itu mengaku beraktifitas sebagai seniman tatto tradisi Dayak Aoheng dan  Bahau Saq sejak 1997.

“Dalam bentuk tatto hand teping tradisi Dayak untuk tatto di leher dan bahu,” lanjut pembuat motif ukiran Dayak pada baju batik seragam PNS Kabupaten Mahakam Ulu.

Motif tatto.

Kembali ke ihwal tatto yang dibuat di leher dan di bahu, Pak Ding—panggilan Akrab— Laurensius Ding Lie menyebut, kalau tatto ada di leher itu artinya si pemilik tatto berkasta biru, tokoh yang melindungi dan membantu masyarakat etnisnya sendiri.

Sedang tatto di bahu sekadar hiasan.

“Siapapun boleh memasang tatto di bahu,” tambahnya.

Pak Ding yang kesehariannya sebagai seniman seni rupa ini kerap membuat ukiran kayu sebagai dekorasi bangunan. Dia juga terlibat mendesain renovasi lamin adat di Anjungan Kaltim Taman Mini Indonesia Indah dan mengerjakan desain motif Dayak di tiga lamin Bahau, Aoheng dan Kenyah di Kabar.

Tentang prospek seni rupa Dayak, Pak Ding optimistis bakal berkembang dan mendapatkan apresiasi pemerintah dan masyarakat.

“Saya yakin seni rupa, khususnya seni ukir dan kriya semakin berkembang. Apa lagi dengan adanya IKN. Pasti banyak bangunan di sana yang menampilkan motif ukiran Dayak,” pungkasnya.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: