Pengusaha Sebatik Siapkan Lahan dan Uang Pribadi Dirikan STIAM

Calon lokasi kampus STIAM Indonesia Sebatik seluas 5 hektar, hibah dari Haji Agus Nuri. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA– Pengusaha asal Sebatik, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, Haji Agus Nuri siapkan lahan 5 hektar dan uang pribadi miliaran untuk mendirikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi dan Manajemen (STIAM) di Sebatik. Kampus STIAM direncanakan dibangun di atas tanahnya di Jalan Sudirman, Desa Tanjung Karang, Kecamatan Sebatik.

“Administrasi perizinan mendirikan yayasan PTS baik akta notaris, NPWP dan lainnya sudah selesai,” kata Ketua Yayasan Pendidikan Agus Nuri Border Indonesia Sebatik, H. Junaidi pada Niaga.Asia, Selasa (04/10/2022).

Dengan terbitnya akta notaris dan NPWP, pihak yayasan tinggal melengkapi izin operasional pendirian perguruan tinggi swasta dari Kopertis wilayah XI di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.  Pihak yayasan pun saat ini tengah menyusun kelengkapan administrasi untuk mengurus izin pendirian perguruan tinggi swasta dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

“Secara bersamaan akan dilengkapi pula izin pendirian badan hukum yayasan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham),” ucap dia.  STIAM Indonesia Sebatik nantinya akan menyiapkan 3 jurusan keilmuan yaitu, jurusan administrasi publik, administrasi perkantoran, dan manajemen ekonomi.

Agar syarat pendirian perguruan tinggi terpenuhi, Yayasan Pendidikan Agus Nuri Border Indonesia Sebatik telah menyiapkan 5 orang dosen lulusan S2 dan ditambah dosen lainnya.

“Kita sudah punya 5 dosen S2, nanti kita datangkan lagi dosen – dosen sesuai program studi yang akan dibuka,” kata Junaidi.

Ketua Yayasan Pendidikan Agus Nuri Border Indonesia Sebatik, H. Junaidi, (Foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

Ide mendirikan perguruan tinggi lahir dari keprihatinan  dengan tingkat pendidikan masyarakat dan anak-anak perbatasan Sebatik yang ingin mendapatkan ijazah sarjana terpaksa harus keluar daerah.

Pendidikan di luar daerah tentunya membutuhkan biaya besar baik untuk biaya study ataupun biaya sewa rumah dan transportasi, belum lagi soal pemantauan terhadap anak-anak yang jauh dari orang tua.

“Setidaknya kalau anak-anak bersekolah di Sebatik bisa sambil ikut bekerja di kebun sawit atau rumput laut membantu orang tuanya,” tutur mantan Kadisdik Nunukan ini.

Pemikiran dirinya itu, kata Junaidi,  disambut baik oleh Agus Nuri yang spontan menyatakan siap menghibahkan tanah dan menyiapkan uang miliaran untuk membangun kampus Indonesia Sebatik.

Junaidi meyakini jurusan ilmu administrasi perkantoran menjadi salah satu jurusan yang paling diminati anak-anak perbatasan. Pasalnya tidak sedikit orang tua menginginkan anak-anaknya bekerja di instansi pemerintah dan swasta.

“Haji  Agus siapkan uang pribadi pembangunan kampus dari hasil ganti rugi lahan pembebasan tanah di kawasan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sebatik yang nilainya puluhan miliar,” ucap Junaidi.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan

Tag: