Pergerakan Orang ke Bandara APT Pranoto Bisa Mencapai 1.000 Orang/Jam

bandara
Bandara APT Pranoto Samarinda.

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur perlu mengantispasi pergerakan orang ke Bandara APT Pranoto apabila sudah beroperasi penuh yakni pesawat jenis ATR72/500 dan Boeing 737-900ER mencapai 1.000 orang per jam. Untuk menampung pergerakan orang sebanyak itu, prasarana jalan dari dan ke bandara perlu diperlebar dan titik-titik  banjir di jalan dari dan ke bandara harus diatasi.

Hal itu dikatakan Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara APT Pranoto Samarinda, Wahyu Siswoyo dalam rapat lintas instansi  yang dimpin langsung Kepala Dinas Perhubungan Kaltim, Salman Lumoindong, dan dihadiri juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim, Fredrick Bid di Kantor Dinas Perhubungan Kaltim, Senin (23/4/2018).

Menurut Siswoyo, titik banjir yang bisa menganggu pergerakan orang ke bandara adalah, banjir si simpang empat Jalan KH Wahid Hasyim, atau simpag 4 Sempaja, banjir di Jalan DI Panjaitan di bawah Alaya, dan persimbangan Mugirejo. “Masalah mengatasi di jalan ke bandara dan atau mencari jalan akses ke bandara, kewenangan dari daerah,” kata Wahyu.

Dari pengamatan di lapangan, kata Wahyu lagi, badan jalan ke bandara kurang lebar dan perlu dilebarkan supaya arus orang dan barang bisa lancar, kecelakaan lalulintas bisa dieliminir. “Secara umum, jumlah orang naik-turun di bandara nanti sekitar 3 juta penumpang/tahun,” ungkapnya.

Untuk angkutan umum dari dan ke bandara, kata Wahyu lagi, perusahaan angkutan umum PT Damri sudah siap mengoperasikan bis. Kemudian angkutan lain yakni taxi bandara juga sudah ada. Calon lokasi angkutan umum parkir di dalam kawasan bandara juga sudah diatur dan tidak ada masalah lagi.

Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Kaltim, Salman Lumoindong dalam rapat juga meminta BJN (Balai Jalan Nasional) Kaltim untuk mempersiapkan dana untuk pelebaran jalan dari dan ke bandara yang masuk dalam kelas jalan nasional. “Minta dukungan dari BJN Kaltim melebarkan jalan,” ucapnya.

Perwakilan BJN juga menyatakan, tahap awal yang bisa dilakukan adalah merenovasi titik-tiiik badan jalan yang sempit dan membuat arus kendaraan tersendat, sedangkan untuk pelebaran bandan jalan secara keseluruhan dilakukan tahun depan, setelah disediakan dana dari APBN. Kemudian juga perlu dukungan dari Pemprov Kaltim dan Pemkot Samarinda apabila tanah masyarakat terkena pelebaran jalan.

Prioritas pengusaha dan pekerja lokal

Pada bagian lain, tentang berbagai usaha yang akan tumbuh dengan dioerasikannya Bandara APT Pranoto, Wahyu Siswoyo mengatakan, tentu diprioritaskan untuk pengusaha dan pekerja lokal, dengan syarat memenuhi kriteria dan mutu sebagaimana diatur dalam ketentuan. “Tapi fokus saya, siapa saja yang membuka usaha terkait dengan kegiatan di bandara, pekerjanya harus lokal, badan usahanya boleh dari mana saja,” ujarnya.

Misalnya untuk angkutan umum dari dan ke bandara, layaknya seperti angkutan ke bandara internasional seperti di Jakarta. Taksi bandara misalnya ada kriterianya. Jangan sampai namanya taxi, tapi fisik kendaraannnya sama dengan angkot. “Semuanya menyesuaikan dengan standar mutu yang sudah ada,” kata Wahyu.

Pengusaha yang ingin membuka usaha dan itu terkait operasinya di dalam kawasan bandara, lanjut Wahyu, silakan berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pengelola bandara. Sejumlah pengusaha juga telah menemui saya. “Saya sudah berkantor di APT Pranoto, kalau tidak tugas ke luar daerah, silakan datang untuk berkomunikasi. Multiplier effect dari bandara ini perlu dinikmati masyarakarat Kaltim,” paparnya. (001)