Perkembangan Tindaklanjut Laporan Kondisi WNI di Tahanan Imigresen Sabah

Eks PMI deportasi yang pernah ditahan di Tahanan Imigresen Malaysia di Sabah setiba di Nunukan, Kalimantan Utara kepada Niaga.Asia juga mengaku dapat perlakuan tak manusiawi.  (Foto : Budi Anshori/Niaga Asia)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Menindaklanjuti perkembangan tindak lanjut Laporan Kondisi WNI di Depot Tahanan Imigresen (DTI) Sabah, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia menerangkan, merujuk rilisnya di (https://kem.lu/422), Kementerian dan Perwakilan RI di Luar Negeri telah melakukan pertemuan dengan Pengarah Imigresen Wilayah Sabah dan Jabatan Kesihatan Negeri Sabah (JKNS) Malaysia, serta pertemuan virtual dengan KBMB.

“Dari pertemuan dengan Imigresen tersebut diperoleh data WNI yang meninggal dunia di Depot Tahanan Imigresen (DTI) di Sabah pada tahun 2021 sejumlah 18 orang, dan periode Januari hingga Juni 2022 sejumlah 7 orang,” kata Kemlu dalam keterangan resminya, 29 Juni 2022.

Data tersebut sama dengan data yang dimiliki Perwakilan RI yang berisikan nama, dan penyebab kematian berdasarkan hasil pemeriksaan (post-mortem) dari otoritas rumah sakit setempat.

“Penyebab utama tingginya kematian itu adalah karena keterlambatan pemulangan para deportan akibat pembatasan perjalanan selama pandemi,” terang Kemlu.

Data itu juga sesuai dengan ralat dari Kedutaan Besar Malaysia mengenai jumlah WNI yang meninggal di DTI di Sabah, bukan 149 orang seperti informasi sebelumnya yang dijelaskan adalah jumlah seluruh deportan yang meninggal pada periode itu dari berbagai negara. (https://twitter.com/MYEmbJKT/status/1541659584586100737?cxt=HHwWgsCl_avOieUqAAAA)Kedutaan Besar Malaysia memohon maaf atas kekeliruan itu.

Kemlu menyebut, dalam pertemuan dengan Imigresen itu Pemerintah RI meminta agar proses pemulangan para deportan dapat segera dilakukan karena risiko pandemi yang sudah rendah, atas biaya negara.

“Juga disampaikan agar kondisi detensi diperbaiki dari segi akses kesehatan dan fasilitas sanitasinya. Di lain pihak KJRI dan KRI di Sabah juga akan meningkatkan intensitas kunjungan pemantauan, bantuan logistik pakaian, makanan, obat-obatan, alat-alat kesehatan, dan tes PCR dalam proses pemulangan,” papar Kemlu.

Dalam waktu dekat Dubes RI di Kuala Lumpur akan ke Sabah dan melakukan pertemuan untuk segera mematangkan langkah-langkah di atas.

“Adapun pertemuan dengan KBMB yang telah dilakukan untuk memperoleh data rinci yang mungkin dimiliki, sehingga dapat melakukan pendalaman lebih seksama. Dalam kaitan itu, KBMB akan melakukan klarifikasi kepada Kedubes Malaysia di Jakarta tentang data yang berbeda itu,” demikian Kemlu.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: