Pertamina Minta Bantu Dishub Samarinda Verifikasi 6.600 Truk Minta Solar Subsidi

Muhammad Rizal, Sales Branch Manager Pertamina Wilayah Kaltim dan Kaltara dalam rapat TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) Kaltim di Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim,  hari ini, Selasa (19/4/2022) ada 6.600 truk di Samarinda minta solar subsidi. (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Dari hasil pendataan yang dilakukan  PT Pertamina, di Samarinda tercatat 6.600 truk minta solar subsidi sebagai bahan bakar mesinnya dan diberi kartu kendali sebagai pengguna solar subsidi.

“Untuk sementara belum kita kabulkan, kami minta bantu ke Dishub Samarinda untuk memverifikasi dan mevalidasi apakah truk tersebut benar-benar layak  dapat solar subsisi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang  pengguna solar subsidi,” ungkap Muhammad Rizal, Sales Branch Manager Pertamina Wilayah Kaltim dan Kaltara dalam rapat TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) Kaltim di Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim,  hari ini, Selasa (19/4/2022).

Rapat TPID Kaltim dibuka Sekda Kaltim, Sri Wahyuni mewakili Gubernur Kaltim, H Isran Noor. Selanjutnya rapat dipimpin Asisten Sekda Kaltim Bidan Ekonomi dan pembangunan, Abu Helmi. Sedangkan yang jadi pelapor adalah Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, DM Prijanto, Kepala Disperindagkop Kaltim, HM Robyan Noor, dan Kepala Dinas  Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Siti Farisha Yana.

Hadir dalam Rapat TPID Kaltim itu,  Bupati Kutai Timur, H. Ardiansyah Sulaiman,Wakil Wali Kota Bontang, Hj Najirah, Wakil Bupati Kutai Barat,  Edyanto Arkan, Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin, dan para asisten bidang Ekonomi dan Pembangunan dari Pemkab/Pemkot se-Kaltim, anggota Tim satgas Pangan Polda Kaltim, Perwakilan dari Korem 091/ASN, Bulog Samarinda.

Menurut Rizal, permintaan bantuan verifikasi dan validasi truk yang ingin dapat solar subsidi tersebut ke Dishub Samarinda, karena dari ribuan truk itu ada yang sudah mati pajaknya, mati kir-nya, dan Pertamina tidak tahu izin angkutannya untuk apa, apakah logistik bahan pokok, atau untuk angkutan batubara, sawit, atau batubara.

“Kami sangat mengharapkan dukungan dari para kepala daerah se-Kaltim agar solar subsidi benar-benar digunakan pihak-pihak yang berhak, di mana kedepan dikendalikan dengan kartu kendali, hanya truk yang punya kartu kendali diisi solar subsidi di SPBU” kata Rizal.

Sekarang ini, lanjutnya, petugas di SPBU tidak bisa menolak dan memilah-milah truk yang minda pengisian BBM solar subsidi, karena saat masuk ke SPBU, truk itu sebagian besar dalam kondisi kosong, tidak membawa muatan apa-apa.

“Jadi, bantu kami,” sambungnya.

“Kami juga menemukan di lapangan (SPBU) truk penangkut bahan peledak juga menggunakan solar subsidi,” imbuhnya.

Berdasarkan pemantauan di lapangan, truk pun pindah-pindah antre untuk dapatkan soslar subsidi, setelah antre dan dapat solar subsidi di SPBU Jalan PM Noor, setelah keluar, dalam selisih beberapa jam, truk yang sama ditemukan antre solar subsidi di SPBU Jalan KH Mas Mansyur.

“Selisih harga solar subsidi dengan solar subsidi 300 persen lebih. Jika harga solar subsidi Rp5.150 per liter, harga solar industri Rp18 ribuan per liter, banyak untungnya setelah dapat solar subsidi 200 liter dijual ke industri,” pungkas Rizal.

Penulis : Intoniswan | Editor : Intoniswan

Tag: