BONTANG.NIAGA.ASIA-Komisi III DPRD Bontang melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke lokasi pembangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatullah Bontang. Sidak dilakukan lantaran para wakil rakyat ingin melihat langsung progres pengerjaan yang telah menyerap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2018 dengan nilai sebesar Rp 6.625.570.000 dengan masa 210 hari kalender atau selama 7 bulan.
“Alhamdulillah pekerjaan ini sudah hampir selesai, saya berharap kontraktror tidak melihat untung atau rugi. Anggap ini sebagai amal jariah, untuk kehidupan kita di akhirat kelak,” Ketua Komisi III DPRD Bontang Rustam HS, Senin pagi (13/8).
Ia mengatakan bahwa, Ponpes yang mengalami musibah kebakaran pada Agustus tahun 2016 tersebut menghanguskan asrama putri dan membuat 150 santri kehilangan barang-barangnya, mulai dari buku, pakaian hingga peralatan belajar dan beribadah.
Sementara itu, Anggota Komisi III Agus Suhadi mengingatkan pekerja di bangunan ponpes, baik yang bekerja pada ketinggian maupun didalam gedung untuk selalu menggunakan alat pelidung diri (APD) yang sesuai dengan ketentuan. “Budayakan menggunakan APD yang sesuai, hal ini untuk minimal mengurangi dampak dari resiko kecelakaan kerja,” ucap Suhadi.
Senada, Anggota Komisi III lainnya pun mengingatkan kepada kontraktor untuk menggunakan kabel listrik yang sesuai peruntukkannya untuk meminimalisir dan mencegah kegagalan pada arus listrik, mengingat musibah yang menimpa Ponpes ini akibat konsleting listrik.
Dwi Prasetyo selaku Site Manager PT Prima Kaltim Mandiri yang mengerjakan proyek ponpes menerangkan, untuk kabel dia menggunakan kabel sesuai dengan kebutuhan dari Ponpes, jika Ponpes membutuhkan daya besar maka akan kami gunakan minimal 2,5 milimeter sedangkan untuk kabel induk kami gunakan 8 milimeter.
“Progres pekerjaan Ponpes Hidayatullah dipaparkan Dwi Prasetyo, sudah mencapai 48 persen, dengan estimasi pekerjaan hingga pertengah Oktober sudah mencapai 100 persen meski kontrak selesai pada 7 November 2018,” kata Dwi.
Dijelaskan pula, bangunan asrama yang dibangun terdiri dari dua lantai yang berisikan dua puluh kamar tidur dengan masing-masing kamar berkapasitas empat hingga delapan tempat tidur. “Dua puluh kamar sudah masuk furniture seperti kasur dan lemari,” jelasnya. Ditambahkan Dwi, Pihaknya meletakkan delapan pos, dimana masing-masing pos disediakan kamar mandi, pos sendiri terdapat delapan titik sehingga akan memudahkan para santriwati untuk kekamar mandi. (005)