Protes Minim APD Covid-19: Dokter di India Dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa

Video menunjukkan Dr Rao diikat dan dipukuli oleh polisi. (Hak atas foto UGC Image caption)

NEW DELHI.NIAGA.ASIA-Dokter di India, Sudhakar Rao, yang mengeluhkan minimnya alat pelindung diri (APD) ketika negara tersebut berperang melawan wabah Covid-19, oleh para pejabat dimasukkan ke rumah sakit jiwa.

Dr Rao, dokter spesialis anestesi yang telah bekerja di rumah sakit selama 20 tahun, ramai diberitakan media pada akhir pekan.

Video yang viral di media sosial dan grup-grup WhatsApp memperlihatkan ia bertengkar dengan beberapa anggota polisi di satu jalan bebas hambatan di Visakhapatnam, kota tempat Dr Rao tinggal dan bekerja.

Pihak berwenang mengatakan, Dr Rao dikirim ke rumah sakit jiwa setelah insiden ini.

Apa yang terjadi terhadap Dr Rao?

Dari video yang beredar hari Sabtu (16/05), terlihat Dr Rao tidak mengenakan baju atas, hanya bercelana panjang.

Ia duduk di dalam mobil polisi yang diparkir di pinggir jalan, berteriak ke arah polisi.

Di video lain, ia tampak tergeletak di jalan dengan tangan terikat, sementara polisi memukulinya dengan pentungan. Pejabat polisi mengatakan, anggota yang memukul Dr Rao sudah diskors.

Penangkapan Dr Rao berubah menjadi kontroversi nasional di India. (Hak atas foto UGC Image caption)

Beredar juga video yang menunjukkan ia diringkus dan dimasukkan ke kendaraan, sementara orang-orang tampak bingung dan terkejut.

Namun, sebelum ia dibawa pergi, Dr Rao sempat berbicara ke beberapa wartawan setempat, yang berada di lokasi kejadian untuk mencari tahu apa yang terjadi.

Ia mengatakan bahwa ia diberhentikan oleh polisi dan dipaksa keluar dari mobilnya.

“Mereka mengambil dompet dan telepon genggam saya,” kata Dr Rao.

Penahanan Dr Rao memicu kontroversi besar di India.

Pengguna media sosial dan sejumlah pihak mengecam cara pihak berwenang menangani insiden ini.

Partai-partai oposisi juga ikut bersuara, menuduh polisi menggunakan tindakan yang sangat berlebihan.

Kasus Dr Rao menjadi pelik karena sebelum insiden ini, ia diskors.

Mengapa ia diskors?

Dr Rao, yang bekerja di salah satu rumah sakit pemerintah, pada 3 April mengatakan kepada media bahwa alat pelindung diri (APD) bagi para tenaga kesehatan tidak memadai.

Ia mengatakan masalah ini sudah ia sampaikan di salah satu pertemuan dengan para pejabat, namun ia mengeklaim bahwa ia justru diminta meninggalkan pertemuan tersebut.

“Kami diminta untuk mengenakan masker yang sama selama 15 hari, sebelum meminta masker baru. Bagaimana kita merawat pasien, sementara pada saat yang sama nyawa kita terancam,” katanya.

Potongan video ini beredar di media sosial dan menjadi viral.

Pemerintah melakukan investigasi tapi juga menskors Dr Rao.

Para pejabat mengatakan, masalah ini semestinya diselesaikan secara internal, bukan dengan mengungkapkannya secara terbuka ke publik, kata para pejabat.

Dikatakan pula, Dr Rao sudah membuat semangat tenaga kesehatan mengendur.

Beberapa hari kemudian, Dr Rao merilis video, berisi permintaan maaf dan mendesak skors yang dijatuhkan kepadanya dicabut. Pemerintah tidak memberikan respons.

Tanggapan pihak keluarga

Keluarga Dr Rao menduga Dr Rao menjadi sasaran setelah ia berbicara tentang minimnya APD yang sangat diperlukan ketika merawat pasien Covid-19.

Pada Sabtu (16/05), Dr Rao mengatakan bahwa ia menerima ancaman melalui telepon.

Ibunya, Kaveri Rao, kepada BBC Telugu mengataka bahwa Dr Rao tak punya masalah kejiwaan.

“Ia dokter yang punya reputasi … [namun] sejak ia mengeluhkan minimnya APD, ia menjadi sasaran. Orang-orang menelepon saya dan bertanya [apakah ada persoalan dengan Dr Rao],” katanya.

Apa kata pemerintah?

Polisi mengatakan mereka menerima laporan “ada orang mabuk yang melakukan tindakan yang berbahaya di jalan bebas hambatan”.

Pejabat polisi di Visakhapatnam, RK Meena, kepada BBC Telugu, mengatakan bahwa anggota polisi tak tahu orang tersebut adalag Dr Rao sampai mereka tiba di lokasi.

Menurut polisi, Dr Rao “mencoba memindahkan penghalang jalan dan melempar botol alkohol ke jalan”. Dikatakan pula yang mengikat Dr Rao “bukan polisi tapi anggota masyarakat”.

Namun sejauh ini, tak pernah diungkap identitas orang yang melaporkan insiden ke polisi.

Tak ada pula saksi mata yang menguatkan versi insiden yang dirilis polisi.

“Ia sangat kasar … ia merebot telepon genggam milik polisi. Jelas ia punya masalah kejiwaan,” kata Meena.

Pejabat lain mengatakan Dr Rao berada di rumah sakit jiwa hingga dua pekan ke depan dan selama periode ini ia akan diobservasi “untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai kondisi psikologisnya”.

Sumber: BBC News Indonesia

Tag: