Pulang Panen 500 Kg Ikan dari Bulungan, Nelayan Tarakan Dilaporkan Hilang Kontak

Rescuer Basarnas Tarakan dalam penyisiran korban nelayan hilang, Sabtu (1/5) siang (Foto : HO/Basarnas Tarakan)

TARAKAN.NIAGA.ASIA – Salam Candra, nelayan yang tinggal di kawasan Jembatan Besi kota Tarakan, Kalimantan Utara, dilaporkan hilang kontak, Sabtu (1/5) siang. Dia dalam pencarian SAR gabungan, mengandalkan sinyal selular dari ponselnya.

Dilansir Basarnas Tarakan, informasi Candra hilang kontak diterima sekitar pukul 13.35 WITA di sekitar perairan Pulau Selayu, di Bulungan, Kalimantan Utara. Peristiwa itu dilaporkan keluarga korban.

“Korban menggunakan speedboat 40 PK. Saya berangkatkan rescue Basarnas menggunakan RIB (Rigid Inflatable Boat) berjumlah 5 personil rescuer untuk mencari korban,” kata Kepala Basarnas Tarakan Amiruddin, dikutip Niaga Asia melalui penjelasan Sabtu (1/5) malam.

Amiruddin menerangkan, diperoleh penjelasan korban Candra sebelumnya usai memanen ikan di tambak sekitar pulau Selayu. “Pulang ke Tarakan membawa ikan hasil panen sekitar 500 kilogram ikan bandeng,” ujar Amiruddin.

“Sekitar jam 8 pagi, terjadi badai sehingga menurunkan visibility. Jadi, korban diketahui tidak bisa melihat pulau Tarakan. Kapal juga tidak memiliki peralatan navigasi, cuma mengandalkan visual,” tambah Amiruddin.

Hingga Sabtu (1/5) malam pencarian korban dilakukan diantaranya melacak kemungkinan posisi terakhir dari sinyal ponselnya. (Foto : HO/Basarnas)

Korban diketahui kehilangan arah pulang. “Kami komunikasi dengan korban, diketahui sudah bergeser dari LKP (Last Know Position). Permasalahnnya, visibility turun sehingga korban tidak bisa melihat tanda tujuan ke Tarakan,” ungkap Amiruddin.

Dijelaskan Amiruddin, sampai Sabtu (1/5) malam, tim SAR gabungan Basarnas dan Polair Polda Kaltara, masih melakukan pencarian. “Karena korban tidak bisa menginformasikan titik lokasinya. Sehingga tim mencari dalam kegelapan,” terang Amiruddin lagi.

Masih disampaikan Amiruddin, apabila korban sudah diketahui titik koordinatnya, bisa memudahkan tim SAR untuk melakukan intercept guna menemukan korban.

“Kita juga gunakan ahli IT (Informasi Teknologi) untuk menemukan posisi terakhir korban di perairan, dari signal terakhir HP korban yang memancarkan sinyal selular,” tutup Amiruddin.

Sumber : Basarnas Tarakan | Editor : Saud Rosadi

Tag: