Rakerwil DPW Gekrafs Kaltim: Tahun 2021 Ekraf Tumbuh 4,04%

Rakerwil DPW Gekrafs Kaltim juga diisi talkshow  dengan menghadirkan pembicara Direktur Musik, Film dan Animasi – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf RI) Dr. Amin Abdullah, Arief Ardinugroho -Entrepreneur Co Founder KIRIMINAJA, Kadiskominfo HM. Faisal, dan Ketua DPW Gekrafs Kaltim Aji Mirza Hakim atau akrab disapa Icha. (Foto Istimewa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Direktur Musik, Film dan Animasi – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf RI) Dr. Amin Abdullah mengungkapkan, pada tahun 2020 sektor ekonomi kreatif  (ekraf) terus mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Nilai PDB Ekonomi Kreatif Indonesia, dibandingkan tahun 2020 yang sempat terkontraksi 1,70%, maka di tahun 2021 nilai PDB sektor Ekonomi Kreatif Indonesia tumbuh 4,04%.

Hal itu diungkap Amin Abdullah saat menjadi narasumber di Talkshow yang dilaksanakan bersamaan dengan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekrafs) Kaltim tahun 2022 di Gedung Serbaguna Kantor Diskominfo Kaltim Jalan Basuki Rahmat nomor 41 Samarinda, Minggu (19/6/2022).

Talkshow membicarakan ekonomi kreatif menyambut IKN, khususnya industri hilirisasi ekonomi kreatif, diikuti ratusan pelaku ekonomi kreatif se-Kaltim secara offline dan online melalui aplikasi zoom meeting.

Talkshow  selain menghadirkan  Amin Abdullah, juga diisi Arief Ardinugroho -Entrepreneur Co Founder KIRIMINAJA sebuah platform ekspedisi pengiriman paket, Kadiskominfo HM. Faisal, dan Ketua DPW Gekrafs Kaltim Aji Mirza Hakim atau akrab disapa Icha.

Ekonomi kreatif terdiri dari 17 subsektor usaha, seperti kuliner, kriya, musik, fesyen, aplikasi, seni rupa, TV dan radio, penerbitan, design interior, pertunjukan seni, fotografi, film animasi dan video, Periklanan, arsitektur, permainan interaktif, desain komunikasi visual, dan desain produk.

Menurut Amin, sektor ekonomi kreatif tahun 2020 menampung 19,39 juta tenaga kerja di Indonesia, didominasi oleh gen Z dan millenial (rentang usia 25-40 tahun) dengan komposisi sebesar 39,20%.

“Dengan laju pertumbuhan tertinggi ada di subsektor televisi dan radio (9,48%), aplikasi dan game (9,17%), dan arsitektur (7,23%),” ujar Amin.

Dijelaskan, Ekonomi kreatif merupakan perwujudan nilai tambah dari kekayaan intelektual yang  bersumber dari kreativitas manusia yang  berbasis warisan budaya, ilmu  pengetahuan, dan/atau  teknologi.

Nilai tambah adalah pertambahan nilai suatu komoditas melalui kreativitas, atau Nilai tambah adalah selisih antara nilai produksi (output) dengan nilai dari biaya untuk proses produksi (input).

Ia mencontohkan, pengusaha kacang telur membuat produk dengan  bahan kacang, terigu, telur, bawang putih, garam, dan lain-lain sebagai bahan bakunya dengan harga Rp750 ,00. Menjualnya menjadi kacang telur dengan kemasan dengan harga Rp1.000,00.

“Nilai tambahnya adalah sebesar Rp1.000.00 dikurangi Rp750,00 = Rp250 ,00,” kata Amin.

Lebih lanjut, Direktur MFA Kemenparekraf RI ini   menjelaskan pentingnya pemahaman Ekosistem Ekonomi Kreatif bagi berbagai pihak, terutama pelaku ekonomi kreatif agar bisnis yang dibangun bisa berkelanjutan.

DPW Gekrafs Kalimantan Timur.

“Keterhubungan sistem yang  mendukung rantai nilai Ekonomi  Kreatif, yaitu kreasi, produksi,  distribusi, konsumsi, dan  konservasi, yang dilakukan oleh  PENTAHELIX  (Government, Akademisi, Komunitas, Pebisnis dan Media) untuk  memberikan nilai tambah pada  produknya sehingga berdaya   saing  tinggi, mudah diakses, dan  terlindungi secara hukum,” jelasnya secara online melalui zoom meeting.

Pengembangan Ekosistem Ekonomi Kreatif, menurut Amin Abdullah, dapat dilakukan  melalui pengembangan riset, pengembangan pendidikan, fasilitasi pendanaan dan pembiayaan, penyediaan infrastruktur, pengembangan sistem pemasaran, pemberian insentif, diferensiasi produk dan digitalisasi, fasilitasi kekayaan intelektual, dan pelindungan hasil kreativitas.

Sementara itu narasumber kedua, Arief Ardinugroho -Entrepreneur Co Founder KIRIMINAJA sebuah platform ekspedisi pengiriman paket. Ia memaparkan potensi pengembangan bisnis dengan berbasis digital marketing.

Melalui aplikasi zoom meeting, Ia mengatakan pada tahun 2020 transaksi e-commerce di Indonesia mencapai Rp 206 triliun. Kemudian diproyeksikan  pada tahun 2022 akan tumbuh hingga Rp 530 triliun.

“Survey juga menunjukkan saat ini adalah era e-commerce social media, dimana media social seperti facebook, instagram dan tiktok menjadi media yang sangat penting dalam social commerce,” ujar Arif.

Ia pun berharap, pelaku ekonomi kreatif di Kaltim memanfaatkan media sosial seperti facebook, instagram dan tiktok  untuk meningkatkan transaksi bisnis.

Sedangkan HM. Faisal Kepala Dinas Kominfo Kaltim mengatakan ekonomi kreatif Kaltim saat ini harus bergerak ke arah hilirisasi digital dan berorientasi industri.

Pelaku ekonomi kreatif melalui BUMD di Kaltim telah berhasil ekspor Lidi dari pelepah daun kelapa sawit yang sangat berlimpah di Kaltim.

“Per bulan mereka bisa ekspor  lidi 10 ton ke negara di Timur Tengah,” ujar Faisal.

Faisal berharap Gekrafs Kaltim melalui Rakerwil ini bisa membantu pelaku ekonomi kreatif dengan melakukan kerja-kerja dengan skala prioritas seperti riset pasar atau penelitian bekerjasama dengan perguruan tinggi di Kaltim, seperti mendorong pengembangan subsektor Fesyen Muslim Industri, dimana sejak bahan baku, proses pembuatan, hingga pemasaran dengan kaidah Islam.

Ketua DPW Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekrafs) Kaltim Aji Mirza Hakim atau akrab disapa Icha,mengatakan, Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Gekrafs Kaltim Juga  membahas rancangan program kerja yang akan mempertajam visi misi organisasi Gekrafs dalam turut berpartisipasi dalam memajukan industri ekonomi kreatif di Kaltim.

“Di dalam Gekrafs, berkumpul pelaku usaha ekonomi kreatif di Kaltim, dan yang belum bergabung dapat di DPC Gekrafs Kabupaten/Kota se Kaltim dan memfollow Instagram @gekrafs_kaltim, untuk bersama-sama bangkit berkolaborasi memajukan usaha dengan inovasi dan hilirisasi industri ekonomi kreatif,” ujar Icha.#

Tag: