Realisasi Investasi Tahun Kedua Isran jadi Gubernur Rp31,38 Triliun

Gubernur Kaltim H Isran Noor meresmikan kantor baru Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Provinsi Kaltim di Jalan MT Haryono No. 45 Samarinda, Selasa (26/4/2022). (Foto: Adi Suseno/Biro Adpim Setdaprov Kaltim)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA- Pada tahun kedua H Isran Noor menjadi Gubernur Kaltim, ditandai dengan situasi tak terduga, pada awal bulan Maret 2020, COVID-19 sampai ke Jakarta, Indonesia, dan dalam tempo dua minggu kemudian, COVID-19 ditemukan di Samarinda.

Pukulan pandemi COVID-19 menjalar kemana-mana, tapi Isran sangat terbantu oleh investasi PMDN dan PMA yang masih moncer, meski ada aneka macam pembatasan.  Realisasi investasi  tahun 2020 sebesar Rp 31,38 triliun mengalami penurunan sebesar 11,90% dibandingkan tahun 2019 yang sebesar Rp 35,62 triliun.

“Tahun 2020 realisasi investasi sebesar Rp 31,38 triliun sama dengan 147,31% dari target realisasi investasi tahun 2020 Rp 21,30 triliun,” kata Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim dalam Laporan Tahunannya.

Rincian investasi  2020, PMDN  sebesar Rp 25,93 triliun atau 82,65% dari total realisasi investasi, dengan 3.924 proyek dan PMA sebesar Rp 5,44 triliun atau 17,35% dari total realisasi investasi, dengan 778 proyek.

Total tenaga kerja yang terserap untuk PMDN sebanyak 20.030 orang atau 77,07% yang terdiri dari tenaga kerja Indonesia sebanyak 19.952 orang dan tenaga kerja asing yang sebanyak 78 orang. Total tenaga kerja yang terserap untuk PMA sebanyak 5.960 orang atau 22,93% yang terdiri dari tenaga kerja Indonesia sebanyak 5.868 orang dan tenaga kerja asing yang sebanyak 92 orang.

Realisasi Investasi PMDN

Realisasi PMDN pada tahun 2020 mencapai Rp 25,93 triliun, dengan jumlah proyek sebanyak 3.924; dimana berdas+arkan sebaran lokasinya seluruh Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur mendapatkan tambahan realisasi investasi.

Realisasi Investasi paling besar berada di Kota Balikpapan, yaitu mencapai Rp 13,85 triliun atau 53,40% dari keseluruhan realisasi investasi PMDN. Realisasi Investasi terbesar kedua sebesar Rp 3,62 triliun atau 13,94% dari keseluruhan realisasi investasi PMDN di Kabupaten Berau, dan Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi kontributor terbesar ketiga yaitu mencapai Rp 2,29 triliun atau 8,81%.

Penyerapan tenaga kerja Indonesia di proyek PMDN, Kota Balikpapan paling besar sebanyak 6.269 orang (31,42% dari total tenaga kerja Indonesia) dan jumlah tenaga kerja asing sebanyak 53 orang (67,95% dari total tenaga kerja asing).

Kemudian disusul Kabupaten Kutai Timur sebanyak 4.065 orang (20,37% dari total tenaga kerja Indonesia), dan Kabupaten Kutai Kartanegara sebanyak 3.674 orang (18,41% dari total tenaga kerja Indonesia), dengan tenaga kerja asing sebanyak 9 orang (11,54% dari total tenaga kerja asing).

“Total penyerapan tenaga kerja (Indonesia dan Asing) selama periode Januari – Desember tahun 2020 sebanyak 20.030 orang,” ujar DPMPTSP Kaltim.

Jika dilihat berdasarkan sektor usaha maka realisasi investasi PMDN yang dicapai pada tahun 2020 menunjukkan subsektor Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi mengalami penambahan investasi terbesar yaitu mencapai Rp 7,97 triliun dan memberikan kontribusi terhadap realisasi investasi seluruh sektor usaha yaitu sebesar 30,71%.

Subsektor Konstruksi berada di urutan kedua kontributor terbesar yaitu mencapai Rp 5,78 triliun atau 22,28%. Sedangkan subsektor Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan sebagai kontributor ketiga mencapai Rp 4,74 triliun atau 18,27%.

Menurut DPMPTSP Kaltim, secara keseluruhan terdapat sekitar 21 subsektor usaha yang berkontribusi terhadap nilai realisasi investasi PMDN pada tahun 2020. Dari sisi penyerapan tenaga kerja, terdistribusi pada subsektor Pertambangan yang menyerap tenaga kerja Indonesia paling besar yaitu 5.010 orang atau 25,11% dari total jumlah tenaga kerja Indonesia, dan subsektor ini juga menyerap tenaga kerja asing sebanyak 18 orang atau 23,08% dari total seluruh tenaga kerja asing yang terserap.

Sektor selanjutnya adalah subsektor Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan yaitu 3.151 orang atau 15,79% dari total tenaga kerja Indonesia, dan subsektor ini juga menyerap tenaga kerja asing sebanyak 2 orang atau 2,56% dari total seluruh tenaga kerja asing yang terserap.

Sektor selanjutnya adalah subsektor Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi yaitu 3.060 orang atau 15,34% dari total tenaga kerja Indonesia, dan subsektor ini juga menyerap tenaga kerja asing sebanyak 49 orang atau 62,82% dari total seluruh tenaga kerja asing yang terserap.

Di level nasional realisasi investasi PMDN pada bulan Januari – Desember 2020 menempati urutan ke-7, setelah Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Riau, Banten dan Jawa Tengah.

Sedangkan untuk PMA berada di urutan ke-16, setelah Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Maluku Utara, Banten, Sulawesi Tengah, Kepulauan Riau, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara, Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Papua dan Lampung.

Realisasi Investasi PMA

Realisasi PMA pada Tahun 2020 mencapai US$ 378,03 Juta atau sebesar Rp 5,44 triliun, dengan sebaran yang ada di 10 Kabupaten/Kota. Kabupaten Kutai Timur memberikan kontribusi paling siginifikan dengan nilai US$. 117,65 Juta atau sebesar Rp 1,69 triliun (31,12% dari total realisasi PMA), terdiri atas 113 proyek PMA.

Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi kontributor kedua yaitu mencapai US$ 63,19 Juta atau sebesar Rp 909,94 Miliar (16,72% dari total realisasi PMA), atas 135 proyek PMA. Sedangkan Kota Bontang merupakan kontributor ketiga yaitu sebesar US$. 55,61 Juta atau sebesar Rp 800,83 Miliar (14,71%), atas 12 proyek PMA. Persentase kontribusi Kabupaten/Kota lainnya berkisar 9,55% hingga 1,55%.

“Dari sisi penyerapan tenaga kerja Indonesia paling besar terdapat di Kabupaten Kutai Timur yaitu sebanyak 2.867 orang dan tenaga kerja asing sebanyak 52 orang, kemudian Kabupaten Kutai Kartanegara dengan tenaga kerja Indonesia sebanyak 965 orang dan tenaga kerja asing sebanyak 20 orang, disusul Kota Samarinda dengan tenaga kerja Indonesia sebanyak 813 orang dan tenaga kerja asing sebanyak 13 orang,” ungkap DPMPTSP.

Realisasi PMA berdasarkan sektor usaha, subsektor Pertambangan mendapatkan tambahan realisasi investasi terbesar yaitu US$ 167,86 Juta (Rp2,41 Triliun) atau sebesar 44,40% dari keseluruhan realisasi PMA.

Subsektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar untuk realisasi investasi di wilayah ini adalah Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan yaitu sebesar US$ 67,78 Juta (Rp976,05 Miliar) atau 17,93% dan subsektor Industri Makanan sebesar US$. 41,23 Juta (Rp593,79 Miliar) atau 10,91%.

“Secara keseluruhan terdapat sekitar 19 subsektor usaha yang berkontribusi terhadap nilai realisasi investasi PMA pada tahun 2020,” DPMPTSP melaporkan.

Dari sisi penyerapan tenaga kerja, terdistribusi pada subsektor Tanaman Pangan dan Perkebunan yang menyerap tenaga kerja Indonesia paling banyak yaitu 3.594 orang atau 61,25% dari total jumlah tenaga kerja Indonesia yang terserap melalui tambahan realisasi investasi PMA.  Pada subsektor ini juga menyerap tenaga kerja asing sebanyak 5 orang atau 5,43% dan dari seluruh tenaga kerja asing yang terserap.

Selanjutnya subsektor Perdagangan dan Reparasi menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 690 orang atau 11,76% dan dari seluruh tenaga kerja asing yang terserap sebanyak 4 orang atau 4,35% tenaga kerja asing pada subsektor ini.

Sektor lain yang juga menyerap tenaga kerja Indonesia adalah subsektor Transportasi, Gudang dan Komunikasi dengan serapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 589 orang atau mencapai 10,04% dari total jumlah tenaga kerja Indonesia.

Pada tahun 2020 ini dilihat dari negara asal penanaman modal (asal negara investor)  menunjukkan bahwa 28 Negara yang terdaftar, menempatkan Negara Singapura, Australia dan Mauritius sebagai 3 negara yang menanamkan modalnya relatif lebih besar.

Investor asal Singapura merealisasikan investasi sebesar US$ 150,25 Juta (Rp 2,16 Triliun) atau 39,75% dari total nilai investasi pada 256 proyek. Investor Australia merealisasikan investasi sebesar US$ 50,60 Juta (Rp 728,60 Miliar) atau 13,38% dari total nilai investasi pada 85 proyek, sedangkan investor dari Mauritius merealisasikan investasi sebesar US$ 49,40 Juta (Rp 711,44 Miliar) atau 13,07% dari total nilai investasi pada 7 proyek.

Nilai Investasi Tahun 2020 merupakan realisasi investasi langsung yang dilakukan selama 12 bulan periode laporan (Januari – Desember 2020) berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) perusahaan PMA dan PMDN yang diinput secara daring (online).

Nilai investasi yang dihitung berdasarkan LKPM Online dari perusahaan PMA dan PMDN, di luar investasi Migas, Perbankan, Lembaga Keuangan Non Bank, Asuransi, Sewa Guna Usaha, Industri Rumah Tangga, Usaha Mikro dan Usaha Kecil.

“Kurs investasi 2020, US$ 1 = Rp 14.400 sesuai dengan APBN 2020,” kata DPMPTSP.

[Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim]

Tag: