DERAWAN.NIAGA.ASIA – Muhammad Sapar termasuk yang menikmati efek pariwisata di Pulau Derawan, Berau.

Setelah Derawan berkembang jadi daerah tujuan wisata, Sapar sejak 8 tahun lalu, meninggalkan pekerjaannya sebagai nelayan, alih usaha ke penyewaan sepeda.

“Alhamdulillah dari usaha sepeda ini, dua anak saya bisa kuliah. Satu orang sudah wisuda, 1 orang lagi mau selesai kuliah,” kata Sapar saat diwawancarai Niaga Asia, Minggu 7/11/2021).

Menurut Sapar yang kini berumur 57 tahun, ia berhenti jadi nelayan karena faktor usia dan resiko kerja di laut. Pada awal usahanya tahun 2013 dia membeli 10 unit sepeda.

“Kini sepeda sewaan saya ada 80 buah,” ujarnya.

Sapar mengaku membeli sepeda secara kredit tanpa agunan, berdasarkan kepercayaan pemilik toko yang menjual sepeda di Tanjung Redeb.

“Saya ambil sepeda bertahap, kadang 10, kadang 5. Setelah disewakan, baru dibayar ke pemilik toko,” ujarnya.

“Asal kita jujur, dipercaya orang,” sebut Sapar menambahkan.

Sepeda yang jadi aset Sapar harganya ada Rp 1 juta sampai dengan Rp3 jutaan.

Harga sewa sepeda Sapar, yang single Rp20 ribu/3 jam, sedangkan yang tandem Rp50 ribu/3 jam.

Kemudian kalau disewa sehari, untuk sepeda single Rp60 ribu/hari dan sepeda tandem Rp150 ribu per hari.

“Sekarang, setelah wisatawan mulai datang omset per hari sudah Rp3 juta,” ungkap Sapar.

Ia berharap kondisi pariwisata kembali pulih dan tidak ada lagi pembatasan. Sehingga usahanya ikut kembali pulih dan tidak lagi merasa was-was.

“Saat pandemi pendapatan nol rupiah,” kata Sapar.

Usia pakai sepede milik Sapar, sekitar 3 tahunan. Sepeda bekasnya dijual ke warga antara Rp500 ribu sampai Rp700 ribu. Di Pulau Derawan sendiri ada 4 penyewaan sepeda. Terbanyak adalah unit penyewaan sepeda milik Sapar.

Penulis : Intoniswan | Editor : Intoniswan

Tag: BerauEkonomiKaltimKisah InspiratifPariwisata