
BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Sri Wahyuni membuka secara resmi Rapat Koordinasi (Rakor) dan Sosialisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Launching Pelajar Penting Peduli Stunting di Gran Senyiur Hotel Balikpapan, Jumat (4/11/2022).
Hadir pada kesempatan tersebut Deputi Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (Daldul BKKBN) R,I Bonivasius Prasetyo Ichtiarto, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kaltim Muhammad Kurniawan, serta ratusan peserta dari kepala sekolah dan MKKS SMA/SMK se-Kaltim.
Dalam sambutannya, Sri Wahyuni mengatakan Rakor UKS tahun 2022 ini sesuatu yang sangat berbeda. Jika biasanya membahas terkait kesehatan di lingkungan sekolah atau pendidikan, maka di tahun ini dibarengi dengan peduli stunting.
“Ini isu yang harus dikenali dari sekarang terutama para pelajar. Bagaimana mau mengatasi ancamannya kalau kita tidak membumikannya dari sekarang. Kalau harapannya 2024 Kaltim bebas stunting, jangan sampai generasi yang sekarang di masa mendatang malah melahirkan stunting baru karena tidak mendapat informasi,” kata Sri Wahyuni.
Untuk mewujudkan itu, tentu perlu sinergi dan kolaborasi antar seluruh pihak. Pada era sekarang, menurut Sri Wahyuni, yang tidak siap senergi dan kolaborasi berarti tidak siap berubah dan akan tertinggal.
“Maka pada kesempatan ini kolaborasi yang telah ditunjukkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan adalah bagaimana mengkombinasikan usaha kesehatan sekolah dengan informasi tentang peduli stunting,” ungkapnya.

Sri Wahyuni melanjutkan, jika dicermati karakter generasi milenial dan zilenial sekarang ini agak beda. Artinya dibutuhkan penyesuaian atau adaptasi oleh sekolah atau tenaga pendidik.
Sri Wahyuni pun mengapresia bahwa ada sekolah di Kaltim sudah bisa mengikuti karakter dari pelajar. Tentu suasana yang cair antara sekolah dan murid tidak mengurangi sikap hormat, empati, loyal dan penghargaan terhadap guru.
“Emosional yang dibangun itu sejalan dengan karakter pelajar sekarang. Umumnya mereka (pelajar sekarang) bersifat mandiri, bebas, tidak mau tergantung tapi juga kreatif. Momentum ini yang kita berdayakan bahwa kreatifitas mereka perlu digali dan diarahkan,” pungkasnya.
Penulis: Heri | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim
Tag: KesehatanPendidikan