Sekjen PBB Khawatirkan Perang Berkepanjangan di Ukraina

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres saat wawancara dengan Reuters di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di Manhattan, New York City, AS, 15 September 2021. REUTERS/Andrew Kelly

TOKYO.NIAGA.ASIA — Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa Antonio Guterres khawatir perang di Ukraina mungkin akan berkepanjangan.

Guterres berada di Jepang untuk menghadiri peringatan 77 tahun bom atom Hiroshima di Jepang barat. Upacara berlangsung pada Sabtu. Guterres menemui wartawan di Tokyo pada Senin 8 Agustus 2022.

Guterres mengatakan Ukraina tidak menerima negara lain merebut wilayahnya. Ia mengatakan Rusia tampaknya tidak menerima bahwa negara itu tidak bisa menganeksasi wilayah yang telah didudukinya dan wilayah tersebut tidak mau menjadi negara baru.

“Guterres mengatakan ia sangat khawatir kemungkinan perang akan berkepanjangan, saat posisi Rusia dan Ukraina saat ini tidak mungkin didamaikan, dilaporkan NHK Senin.

Ia juga mengatakan bahwa PBB menjalankan operasi kemanusiaan yang kuat di Ukraina dan PBB siap menengahi setiap masalah praktis yang timbul akibat konflik.

Saat ditanyakan tentang ketegangan yang meningkat di Selat Taiwan, sewaktu latihan militer China dalam skala besar berlangsung di sana, Guterres mengatakan ia memperhatikan masalah tersebut dengan kekhawatiran.

“PBB akan mematuhi resolusi Dewan Keamanan, yang disebut sebagai Kebijakan Satu China, tetapi kita semua menginginkan resolusi tersebut sesuai dengan lingkungan yang damai,” kata Guterres.

Ia menambahkan situasi tersebut perlu ditangani dengan akal sehat dan pembatasan.

Menyinggung tentang perubahan iklim, Guterres menunjukkan kegelisahannya terhadap Jepang dan sejumlah negara lain yang terus menyediakan pinjaman untuk pembangkit listrik berbahan bakar batu bara.

Ia berharap publik dan perusahaan swasta Jepang akan berhenti total membiayai pembangkit listrik batu bara. Guterres menambahkan ia bergantung kepada Jepang untuk secepatnya melaksanakan janji mengurangi ketergantungannya terhadap batu bara.

“Tidak ada batu bara bersih,” demikian Guterres.

Sumber : Kantor Berita NHK | Editor : Saud Rosadi

 

Tag: