Selama Juli 2020, Inflasi di Kaltim  0,07 Persen

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Di Provinsi Kalimantan Timur (Gabungan Kota Samarinda dan Kota Balikpapan) pada Juli 2020 terjadi inflasi sebesar 0,07 persen dengan tingkat inflasi tahun kalender sebesar 0,92 persen dan tingkat Inflasi tahun ke tahun sebesar 0,80 persen.

“Pada Juli 2020 terjadi inflasi untuk Kota Samarinda sebesar 0,36 dan deflasi di Kota Balikpapan sebesar -0,30 persen,” ungkap Kepala Badan Pusat Statitik (BPS) Provinsi Kaltim, Anggoro Dwitjahyono dalam konperensi pers secara virtual dari kantornya hari ini,Senin (03/8/2020).

Pada bulan Juli 2020 dari 90 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 29 kota mengalami inflasi dan 61 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Timika sebesar  1,45 persen dan terendah terjadi di Jember dan Banyuwangi masing-masing sebesar 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar -1,09 persen dan terendah sebesar -0,01 persen terjadi di Gunung Sitoli, Bogor, Bekasi, Luwuk dan Bulukumba.

Dikatakan Dwi, Inflasi  di Kaltim terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok kesehatan sebesar 0,38 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,36 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,28 persen; kelompok transportasi sebesar 0,22 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,21 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,11 persen; kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,10 persen dan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,07 persen.

“Sedangkan 3 kelompok lainnya mengalami penurunan indeks yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar -1,16 persen diikuti kelompok pendidikan sebesar -0,66 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar -0,02 persen” kata Dwi.

61 Kota Mengalami Deflasi  

Secara nasional, BPS Pusat mengatakan, pada bulan Juli 2020 terjadi deflasi sebesar 0,10 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,95. Dari 90 kota IHK, 61 kota mengalami deflasi dan 29 kota mengalami inflasi.

“ Deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 1,09 persen dengan IHK sebesar 107,21 dan terendah terjadi di Gunungsitoli, Bogor, Bekasi, Luwuk, dan Bulukumba masing-masing sebesar 0,01 persen dengan IHK masing-masing sebesar 103,29; 106,22; 106,98; 107,22; dan 106,05,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, saat menyampaikan rilis secara langsung (live streaming), Senin (03/8/2020).

Menurut Suhariyanto,  sementara inflasi tertinggi terjadi di Timika sebesar 1,45 persen dengan IHK sebesar 106,95 dan terendah terjadi di Jember dan Banyuwangi masing-masing sebesar 0,01 persen dengan IHK masing-masing sebesar 104,77 dan 103,50.

Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,73 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,01 persen; dan kelompok transportasi sebesar 0,17 persen.

BPS mencatat, elompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks, yaitu: kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,09 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,10 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,29 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,15 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,16 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,15 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,93 persen.

“Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Juli) 2020 sebesar 0,98 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2020 terhadap Juli 2019) sebesar 1,54 persen,” katanya.

Komponen inti pada Juli 2020 mengalami inflasi sebesar 0,16 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari– Juli) 2020 sebesar 1,03 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Juli 2020 terhadap Juli 2019) sebesar 2,07 persen. (adv)

Tag: