Butuh Kuota Internet, Siswi SMP di Samarinda Diduga Terjebak Prostitusi Online Lewat WhatsApp

ilustrasi (net/istimewa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Lebih dari 20 siswi SMP di Samarinda, diduga jadi korban prostitusi online melalui grup WhatsApp Messenger. Desakan ekonomi dan minimnya perhatian orangtua, ditengarai jadi penyebabnya.

Kasus itu terbongkar dalam pekan ini. Di dalam grup WhatsApp, tidak hanya berisi member gadis belia, melainkan juga wanita dewasa. Isi percakapan, didominasi berisi pornografi.

“Jadi, ini awalnya anak saya sendiri diajak temannya masuk grup WhatsApp. Ternyata isinya, pornografi. Isinya, ada teman-temannya sendiri, juga ada wanita dewasanya. Dua hari di grup, anak saya keluar grup kemudian kasih tahu ke saya,” kata Fasilitator Perlindungan Perempuan dan Anak Kementerian PPA RI, Adji Suwignyo, dalam penjelasan kepada Niaga Asia, Rabu (10/2).

Adji menerangkan, dalam grup WhatsApp itu, sudah berisi siswi SMP antarsekolah. Transaksi open BO (Booking Out) pun, diduga dilakukan di dalam grup. “Ini jatuhnya sudah prostitusi online, perdagangan orang,” ujar Adji.

Saat ini, lanjut Adji, siswi di dalam grup WhatsApp itu, sedang mengikuti konseling yang dilakukannya. “Masih siswi SMP. Jadi, di dalam grup itu bertukar biografi, tukar gambar alat vital. Sebagian anak, menawarkan temannya sendiri. Mereka mengambil fee,” ungkap Adji.

“Alasan anak-anak ini melakukannya, selain ekonomi, juga tidak ada pengawasan orangtua. Juga, kegiatan sekolah kan banyak kosong. Akhirnya, mereka ini kumpul-kumpul dengan teman. Buat beli pulsa, beli paket internet, ya cara seperti itu (open BO),” terang Adji.

Adji berharap, kejadian ini menguatkan orangtua untuk mengawasi anaknya selama di rumah. Pun demikian diharapkan, bagaimana dinas terkait, menelusuri hingga memutus praktik terlarang itu.

“Orangtua mesti cek ponsel anak masing-masing. Khawatirnya, nanti lebih liar, dan bisa terjerumus,” terang Adji lagi.

“Jadi, saya sempat mengecek ke guest house. Jadi, yang melakukan check in itu orang dewasa. Tapi, yang main di guest house adalah anak usia sekolah. Mereka ini, anak-anak, diduga jadi korban prostitusi anak,” pungkas Adji. (006)

Tag: