Siti Arnani Begitu Tenang Usai Membunuh Suaminya

Garis polisi mengelilingi rumah yang dihuni Arnani dan Nafiah untuk kepentingan penyelidikan, Kamis 29 Desember 2022 (niaga.asia/Saud Rosadi)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Siti Arnani, 50 tahun, menghabisi nyawa suaminya sendiri, Nafiah, 52 tahun. Pemicunya diduga kesal dituding selingkuh dengan menantunya, bahkan diancam dibunuh korban. Meski menghabisi nyawa suaminya, Arnani tetap terlihat tenang.

niaga.asia menelusuri rumah berukuran 9×9 meter yang didiami pasangan suami istri itu, di Jalan Ekonomi Gang Gunung Putri 3, RT 13, Loa Buah, Sungai Kunjang. Lokasinya berjarak sekitat 15 kilometer dari pusat kota.

Rumah terbuat dari kayu dengan cat merah dan hijau muda itu berada di kawasan tinggi atau di bukit, masuk tidak kurang dari 150 meter dari mulut gang. Ada banyak rumah di kiri dan kanan jalan dalam gang itu.

Rumah itu terpasang garis polisi. Di terasnya ada terparkir motor Honda ADV 150 bernomor polisi KT 3789 F.

Siti Arnani dan Nafiah tinggal berdua di rumah kontrakan itu dua tahun terakhir ini. Ada beberapa ekor ayam peliharaan di halaman rumahnya. Di lingkungan tetangganya, Arnani kerap disapa ‘Acil Ayam’

BACA JUGA :

Dituding Selingkuh dengan Menantu, Istri Bunuh Suaminya di Samarinda

“Suaminya (Nafiah) hobi pelihara ayam,” kata tetangganya, Yayuk, 42 tahun, ditemui Kamis.

Nafiah yang sebelumnya karyawan salah satu perusahaan kayu, dan suaminya itu sehari-harinya kini tidak lagi bekerja.

“Di rumahnya tinggal berdua saja. Anak-anaknya tinggal di luar karena sudah berkeluarga,” ujar Yayuk.

“Jadi saya tahunya tadi pagi sekitar jam 7 setelah rame ada datang Pak Polisi. Setelah itu tahu ada yang meninggal di rumah itu,” Yayuk menambahkan.

Tenang Usai Membunuh

Justan, personel Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Loa Buah salah satu yang tiba pertama kali di kediaman rumah suami istri itu.

Personel FKPM Loa Buah Justan saat bicara kepada wartawan di Kantor FKPM Loa Buah, Jalan Teratai, Samarinda, Kamis 29 Desember 2022 (niaga.asia/Saud Rosadi)

“Saya datang, istrinya ada di samping jenazah suaminya yang posisinya terlentang,” kata Justan.

Justan sempat berbincang bersama Arnani. Saat itu menurut Justan, Arnani tetap terlihat tenang.

“Tidak ada rasa sedih. Dia bilang saya pukul kepalanya, pukuk lehernya. Karena yang saya lihat ada luka di leher, rahang kiri, kepalanya dan luka robek di dahi,” Justan menerangkan.

Parang dengan panjang sekira 70 cm yang diduga hendak digunakan korban mengancam untuk menghabisi nyawa Arnani dan anaknya, berikut dengan alu dengan panjang sekitar 50 cm yang dipukulkan ke Nafiah sudah diamankan.

“Dikenal warga korban ini juga memang tempramen,” demikian Justan.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: