SMKN Sei Menggaris Atasi Krisis Sayuran dan Buah

sayur
Kebun sayuran SKMN 1 Sei Menggaris.

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Setelah ribuan hektar tanah di Kabupaten Nunukan ditanami kelapa sawit dan ribuan orang fokus bekerja di sektor perkebunan kepala sawit, kini kabupaten di paling utara dari Kalimantan Utara tersebut mengalami krisis sayur-sayuran dan buah-buahan.

Kekurangan pasokan sayur-sayuran dan buah-buahan tersebut, dicoba diatasi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Sei Menggaris, Kecamatan Sei Menggaris dengan mengajak siswanya bercocok tanam sayur-sayuran dan buah-buahan. Sekolah kejuruan di pedalaman Kabupaten Nunukan ini memiliki 2 jurusan, yakni pertanian dan otomotif.

“Fenomena yang fokus ke sawit dan melupakan kebutuhan akan sayur-sauran dan buah-buahan kurang baik. Makanya kita mencoba mengajak muridnya belajar budidaya sayur-sayuran dan buah-buahan,” ungkap Kepala Sekolah SMKN 1 Sei Menggaris, Rusmini Hakim pada Niaga.asia. “Masyarakat Kabupaten Nunukan saat ini sangat tergantung pada sayur-sayuran dan buahan, bahkan beras dari pasokan luar daerah, yakni dari Tarakan dan Sulawesi Selatan,” sambungnya.

Untuk membudayakan kembali budidaya sayur-sayuran , buah-buahan, dan padi, kata Rusmini, sekolahnya, baik murid maupun guru memperdalam ilmu pertanian dan membangun kebun sekolah seluas 2 hektar di tanah milik sekolah. “                Budidaya sayur-sayuran yang  yang dikembangkan adalah secara hidroponik, yang ditanam antara lain bayam, kacang, labu, cabei, dan buah naga. Murid juga dikenalkan kembali bercocok tanam padi,” ungkapnya.

Rusmini mengatakan, program pertanian sekolah juga mendapat dukungan dari  Pemprov Kaltara melalui Dinas Pertanian Provinsi Kaltara. SMKN 1 Sei Menggaris mendapat bantuan mesin pertanian penyebar benih dan pembajak sawah. Alat  pemotong rumput dan alat-alat kelengkapan pertanian lainnya, termasuk bangunan laboratorium lengkap dengan fasilitas dan green house. “Kita mulai dari anak-anak sekolah menamam sayuran dan buah, kami ciptakan contoh manfaat dan hasil perkebunan ini untuk ekonomi masyarakat,” tuturnya.

Hasilnya terlihat nyata, terbukti saat pelaksanaan MTQ Tingkat Kecamatan di Sei Menggaris, hampir semua kebutuhan buah dan sayuran dipenuhi dari hasil kebun sekolah. Sekolah juga mulai memasarkan hasil produksi pertaniannya ke karyawan perusahaan-perusahaan swasta yang beroperasi di Sei Menggaris.

Kerjasama sekolah dengan 10 perusahaan mulai dijajaki dengan penawaran harga dan jenis kebutuhan sayuran dan buah.  “Jika usaha ini berjalan lancar, sekolah telah menyiapkan ruang khusus untuk kegiatan koperasi. “Gedung koperasi masih dikerjakan, disana nantinya murid dan guru mengelola bisnis sekolah dan mengatur kebutuan perdagangan,” ungkap Rusmini.

Menurut Rusmini, menurunnya minat masyarakat Kabupaten Nunukan aktif dibudidaya hortikulturan dan tanaman pangan mulai berdampak nyata, yakni kebutuhan akan sayur-sayuran, buah-buahan, dan beras sangat tergantung pada pasokan dari Tarakan dan Sulawesi Selatan.  (002)