Sorot Kualitas SDM, Maming Minta Disnaker Berinovasi

Anggota Komisi I DPRD Kota Bontang Maming (Foto Ismail/Niaga.Asia)

BONTANG.NIAGA.ASIA – Anggota Komisi I DPRD Bontang Maming meminta Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bontang, merancang inovasi guna menyikapi permasalahan tenaga kerja. Misalnya, peningkatan sumber daya manusia di sektor industri.

Permintaan itu bukan tanpa alasan. Mengingat, kota Bontang merupakan kota yang diapit 3 perusahaan skala nasional seperti PT Badak LNG, PT Pupuk Kalimantan Timur, serta PT Indominco Mandiri (IMM).

Demikian disampaikan Maming, saat rapat kerja Komisi I DPRD Bontang besama Disnaker Bontang, di ruang rapat Sekretaris DPRD, Jalan Moh Roem, Kelurahan Bontang Lestari, Kecamatan Bontang Selatan, Selasa (22/10).

Maming menilai, dari hasil laporan kinerja yang disampaikan Sekretaris Disnaker Bontang, sebagian besar kegiatan di Disnaker memang merupakan kegiatan rutin, dan bukan terkait inovasi peningkatan kualitas SDM para pencari kerja.

“Coba ada inovasi terbaru, jangan sampai anak-anak kita kalah dengan pendatang karena kurangnya keahlian,” tegas Maming.

Selain itu, Maming juga meminta Disnaker untuk memperhatikan out put dari pelatihan yang diberikan kepada para pencari kerja. Sebab, dari pelatihan yang digelar Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (LPK), tidak menjamin 100 persen peserta tersebut dapat menguasai seluruh materi yang diberikan oleh instruktur atau pendidik.

“Ini perlu pendampingan usai pelatihan selesai. Jangan sampai mereka saat selesai dan melamar di suatu perusahaan, malah kebingungan apa yang harus dilakukan. Karena, tidak sesuai dengan keterampilan yang dia dapat selama mengikuti pelatihan,” imbuhnya.

Dijelaskan Maming, sebelum duduk di kursi DPRD, Maming mengaku sempat bekerja di salah satu perusahaan tambang yang berada di Kutai Timur, dan berbatasan langsung degan Kota Bontang. Dari pengalaman yang dia peroleh saat menerima tenaga kerja, banyak yang tidak menguasai pekerjaan yang diberikan. Padahal, sertifikat yang diberikan saat melamar kerja merupakan sertifikat dari LPK, dan sesuai dengan bidang dan keahlian.

“Intinya perlu perhatian khusus, agar kita dapat menentukan mereka harus ditempatkan di bidang pekerjaan apa. Jangan sampai kikuk saat bekerja,” tutup Maming (adv)