Stok Bahan Bakar di Sri Lanka Tersisa Untuk 5 Hari

Kendaraan mengantre untuk membeli bensin di sebuah pompa bensin di kota Gonapola, di pinggiran Kolombo, Sri Lanka, 23 Mei 2022. (REUTERS/Adnan Abidi)

KOLOMBO.NIAGA.ASIA — Stok bahan bakar di Sri Lanka hanya akan bertahan sekitar lima hari lagi, demikian pernyataan menteri tenaga dan energi Sri Lanka pada hari Kamis, di tengah negara kepulauan itu menunggu konfirmasi resmi dari pemerintah India untuk jalur kredit baru senilai USD 500 juta untuk keperluan bahan bakar.

Negara berpenduduk 22 juta orang itu terjebak dalam krisis keuangan terburuk dalam tujuh dekade, setelah cadangan devisanya menyusut ke rekor terendah, di mana mata uang dolar hampir habis untuk membayar impor penting termasuk makanan, obat-obatan dan bahan bakar.

Kekurangan bahan bakar kronis memburuk dalam pekan ini, sehingga terjadi antrean sepanjang beberapa kilometer di beberapa pompa bensin di seluruh negeri, yang menyebabkan protes sporadis ketika pemilik kendaraan menunggu, kadang-kadang dalam semalam, untuk mendapatkan bensin dan solar.

Stok tersebut mencakup bahan bakar untuk kendaraan, beberapa industri dan layanan penting. Sebulan yang lalu, perdana menteri mengatakan hanya ada cukup bensin untuk satu hari.

Sri Lanka tidak dapat membayar USD 725 juta dalam pembayaran yang telah jatuh tempo kepada pemasok dan juga berjuang untuk membuka surat kredit untuk pengiriman di masa depan, kata Menteri Tenaga dan Energi Kanchana Wijesekera.

“Kami berjuang untuk mendapatkan pasokan bahan bakar karena masalah valas kami dan pemerintah bekerja untuk mengelola stok solar dan bensin yang ada hingga 21 Juni,” katanya kepada wartawan, dikutip niaga.asia dari kantor berita REUTERS, Kamis.

“Kami merasa sangat sulit untuk memenuhi permintaan dan stok bisa habis lebih cepat jika kami tidak mengurangi perjalanan yang tidak penting dan berhenti menimbun bahan bakar,” sebut Wijesekera menambahkan.

“Kami mengharapkan pengiriman bensin dalam tiga hari ke depan dan dua pengiriman lagi dalam delapan hari ke depan,” jelasnya lagi.

Sri Lanka sedang menunggu konfirmasi resmi tentang batas kredit USD 500 juta dari Bank Exim pemerintah India, yang menurut Wijesekera akan digunakan untuk mendanai pengiriman bahan bakar selama beberapa minggu ke depan.

India telah menjadi pendukung utama selama krisis keuangan, setelah menggelontorkan bantuan sekitar USD 3 miliar, termasuk jalur kredit USD 1 miliar untuk impor penting dan pertukaran USD 400 juta.

Sri Lanka telah menjangkau beberapa negara, termasuk Rusia, untuk membahas opsi impor bahan bakar yang akan menyediakan pasokan senilai beberapa bulan, terang Wijesekera.

Negara itu juga sedang dalam pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional untuk paket bailout dan delegasi dari pemberi pinjaman diharapkan tiba di Sri Lanka pada 20 Juni 2022 mendatang.

Sumber : Kantor Berita REUTERS | Editor : Saud Rosadi

Tag: