Sungai Sedalir Meluap, 15 Rumah dan Fasum di Lumbis Pensiangan Hanyut

Selain 15 rumah hanyut, jembatan Ulinisasi di Kecamatan Lumbis juga terbawa banjir. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Sekitar 15 rumah warga dan fasilitas umum seperti jembatan di  perbatasan Indonesia – Malaysia, tepatnya di Kecamatan Lumbis Pensiangan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara,  hanyut setelah sungai Sedalir meluap sejak hari Minggu (20/02/2022).

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan Muhammad Amin mengatakan, banjir dengan ketinggian sekitar 4 meter menghanyutkan sedikitnya 15 bangunan rumah milik masyarakat termasuk kantor desa dan posyandu.

“Laporan resminya belum ada, tapi laporan awalnya ada disampaikan camat,” kata Amin pada Niaga.Asia, Senin (21/02/2022).

Berdasarkan data laporan Kecamatan Lumbis Pensiangan, jumlah bangunan rumah hanyut terbawa banjir di Desa Langgason sebanyak 12 unit ditambah 2 unit rumah walet, molding milik Bumdes desa, jembatan ulinisasi. Wifi bakti dan MC umum.

Kerusakan terjadi pula di Desa Tantalujuk, sedikitnya 2 bangunan rumah dan 1 posyandu hanyut terbawa arus. Banjir yang datang sekitar pukul 01:00 wita dini hari menimbulkan kepanikan masyarakat yang sedang tidur lelap.

“Informasi awal sekitar 447 jiwa terdampak banjir, korban-korban kehilangan rumah diungsikan ke dataran tinggi Desa Panas,” terangnya.

Luapan air di sungai Sedalir merendam 10 desa di Lumbis Hulu dan 6 desa di Lumbis Pensiangan, dengan wilayah terparah terendam banjir berada di Desa Langgason dan Tantalujuk.

Amin menjelaskan, sepanjang musibah banjir di wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan, sungai Sadali belum pernah mengalami banjir besar hingga menghanyutkan belasan bangunan milik masyarakat dan fasilitas umum.

“Kemarin banjir Januari 2022 dibilang terbesar, tapi dilihat jumlah kerusakan ini cukup besar juga,” tuturnya.

Pasca banjir selama 2 hari Sabtu dan Minggu, ketinggian air di beberapa desa secara perlahan mulai mengalami penurunan, hal ini dikarenakan ketinggian air sungai yang terpantau hari ini berkisar 8 meter dari mata air normal sekitar 6 meter.

Lewat kejadian musibah ini pula, Pemerintah Nunukan menghimbau agar masyarakat yang masih bermukim di bantaran sungai agar pindah ke dataran tinggi yang lebih aman baik terendam banjir maupun longsor.

“Kita sudah sampaikan ke camat dan desa, himbau warganya pindah dari aliran sungai, tolong jangan menambah rumah-rumah lagi, disana rawan longsor,” bebernya.

Terkait musibah banjir, BPBD bersama Dinas Pertanian Nunukan telah menyiapkan stok pangan untuk disalurkan ke lokasi bencana, begitu pula tim penanganan bencana dikerahkan ke tiap-tiap lokasi banjir.

“Kita masih koordinasikan apakah bencana ditingkatkan ke siaga darurat atau penanganan biasa. Kita belum hitung kalkulasi kerugian” ujarnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: