Survei: 9 dari 10 Pekerja Merasa Kesulitan Akibat Kenaikan Harga

Orang-orang berjalan melintasi persimpangan di kawasan Shibuya, Tokyo (KYODO)

TOKYO.NIAGA.ASIA — Sebanyak 88 persen pekerja Jepang yang ambil bagian dalam survei baru-baru ini mengatakan mereka merasa kesulitan akibat kenaikan harga. Banyak di antaranya mengatakan tidak melihat adanya prospek kenaikan upah dengan segera sebagai kompensasi.

Sumitomo Life Insurance melakukan jajak pendapat secara daring pada Oktober 2022. Respons yang diperoleh berasal dari lebih 5.000 pekerja. Sebanyak 52 persen responden mengatakan mereka merasakan dampak harga yang lebih mahal.

“Sementara itu, 36 persen mengatakan naiknya biaya hidup memiliki sejumlah dampak,” tulis NHK dalam laporannya, Senin.

Sebagian besar orang yang merasa kesulitan mengatakan mereka memangkas pengeluaran. Beberapa di antaranya membeli lebih sedikit makanan, sementara lainnya tidak melakukan perjalanan dan rekreasi.

“Harga yang lebih mahal terjadi pada masa yang sulit,” lanjut laporan NHK.

Hanya 30 persen responden yang mengatakan akan mendapatkan kenaikan upah pada tahun ini. Sebanyak 11 persen bahkan bersiap bagi pemotongan upah.

Sumitomo Life mengatakan survei tersebut menggarisbawahi dampak ganda akibat kenaikan harga dan lambatnya pertumbuhan upah.

Sumber : Kantor Berita NHK | Editor : Saud Rosadi

Tag: