Tahun 2017 Investasi ke Kaltim Rp28,20 Triliun

ilustrasi
ilustrasi

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Sepanjang tahun 2017 total investasi asing dan dalam negeri ke Kalimantan Timur (Kaltim) mencapai Rp28,2 triliun, atau 80,64 persen dari target Rp34,97 triliun. Investasi yang dihitung tersebut tidak termasuk investasi minyak dan gas (migas), perbankan, lembaga keuangan non bank, asuransi, sewa guna usaha, dan inndustri rumah tangga.

“Realisasi investasi tahun 2017 Rp28,2 triliun jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2016 yang hanya Rp23,31 triliun,” ungkap Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTPSP) kalimantan Timur, Diddy Rusdiansyah Anandani dalam rilis akhir tahunnya yang diterima Niaga.asia, Jumat (23/02).

Menurutnya, meningkatnya investasi yang masuk ke Kaltim di tahun 2017 cukup membantu pertumbuhan ekonomi dari kontraksi (minus) menjadi plus tahun ini, yaitu mencapai  3,13%. “Kondisi tahun ini membaik setelah tahun 2015 dan 2016 mengalami kontraksi,” ujarnya.  Secara andil, sektor pertambangan masih yang terbesar pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dibuktikan dengan kinerja pertambangan batubara yang terus membaik dikarenakan membaiknya harga komoditas batubara.

Diddy menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Kaltim yang menunjukan ke arah membaik di tahun 2017 berkorelasi positif terhadap rasio investasi. Indikasinya adalah membaiknya rasio realisasi investasi terhadap rencana investasi PMA dan PMDN tahun 2017 sebesar 35,10%, naik 21,03% dibandingkan tahun 2016 sebesar 14,07%.

Target realisasi investasi Provinsi Kalimantan Timur untuk tahun 2017 ditetapkan pencapaianya sebesar Rp 34,97 triliun. Dengan rincian Rp 12,24 triliun untuk PMDN dan Rp 22,73 triliun untuk PMA.  Total realisasi investasi sampai dengan Desember 2017 sebesar Rp. 28,20 triliun terdiri dari PMA sebesar Rp. 17,22 triliun dan PMDN sebesar Rp. 10,98 triliun.

Pencapaian realisasi investasi tahun 2017 meningkat 20,97% dibanding tahun 2016 yang sebesar Rp 23,31 triliun. Dan jika dibandingkan dengan target realisasi investasi tahun ini (Rp 34,97 triliun), maka pencapaian realisasi investasi sampai dengan Desember mencapai 80,64%, lebih baik dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencapai 59,27% dari target.

Kukar terbesar serap PMDN

                DPMPTSP Kaltim mencatat realisasi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) hingga akhir tahun 2017 mencapai Rp 10,98 triliun, dengan jumlah proyek sebanyak 357 paket. Berdasarkan sebaran lokasinya hampir seluruh kabupaten/kota di Kaltim mendapatkan tambahan realisasi investasi.

Investasi paling besar terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara, yaitu mencapai Rp 3,88 triliun atau 35,34% dari keseluruhan realisasi investasi PMDN, disusul Kabupaten Berau menempati urutan kedua dengan nilai investasi sebesar Rp 3,26 triliun atau 29,66%.

“Kemudian Kabupaten Kutai Barat dengan nilai investasi sebesar Rp 1,76 triliun atau 16,03%. Kabupaten Kutai Timur dan Penajam Paser Utara juga mencatatkan nilai realisasi investasi yang cukup tinggi,” kata Diddy lagi.

Total penyerapan tenaga kerja Indonesia dari PMDN sampai dengan triwulan IV ini adalah sebanyak 9.236 orang. Kabupaten Kutai Barat menyerap tenaga kerja terbanyak  yaitu sebanyak 4.766 orang atau 51,60% dari total penyerapan tenaga kerja. Kemudian disusul Kabupaten Kutai Timur sebanyak 1.854 orang atau 20,07% dan Kabupaten Kutai Kartanegara sebanyak 1.419 orang atau 15,36%.

Dominan di sektor pertambangan

Realisasi investasi berdasarkan sektor usaha, maka realisasi investasi PMDN yang telah dicapai  tahun 2017 menunjukkan sub sektor pertambangan mengalami penambahan investasi yang besar hingga mencapai Rp 4,71 triliun dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap realisasi investasi seluruh sektor usaha yaitu sebesar 42,94%.

Sub sektor Tanaman Pangan dan Perkebunan berada di urutan kedua kontributor terbesar yaitu mencapai Rp 2,89 triliun atau 26,32% dari seluruh sektor usaha, kemudian diurutan ketiga sub sektor listrik, gas dan air mencapai Rp 2,30 triliun atau 20,95%. Total tenaga kerja Indonesia sampai dengan akhir tahun 2017 sebesar 9.236 orang.

Penyerapan tenaga kerja terdistribusi pada sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebanyak 6.278 orang atau 67,97% dari seluruh jumlah tenaga kerja Indonesia. Ini membuktikan bahwa sub sektor ini pada umumnya masih merupakan penyangga serapan tenaga kerja (labour intensive).

Sektor lain yang juga menyerap banyak tenaga kerja adalah sub sektor pertambangan sebanyak 1.097 orang atau 11,88% dan sub sektor industri makanan sebanyak 601 orang atau 6,51%. Secara keseluruhan terdapat sekitar 16 sub sektor usaha yang berkontribusi terhadap penambahan nilai investasi PMDN sampai akhir tahun 2017. (002)