Tahun 2020, Kementerian ESDM Bangun 556 Sumur Bor Air Bersih

aa
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Rida Mulyana menyerahkan dua sumur bor kepada Asisten III Bagian Umum Setda Kabupaten Kukar Irfan Prananta di titik sumur bor Desa Bukit Raya, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara.

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Sepanjang tahun 2020, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah membangun sumur bor air bersih di 556 titik di 177 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Jumlah ini menggenapi 2.848 titik sumur bor yang telah dibangun hingga 2019. Total sumur bor air bersih yang sudah terbangun oleh Kementerian ESDM ada 3.404 titik.

“Ini yang menjadi program andalan di Badan Geologi, yaitu penyediaan sumur air bersih untuk daerah sulit air. Tahun 2020 sebenarnya kami targetkan 600 titik, tetapi ada satu dan lain hal, tercapai 556 titik,” jelas Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono pada Konferensi Pers Capaian 2020 dan Kinerja 2021 Badan Geologi secara virtual, Rabu (20/1).

Eko juga menyebutkan bahwa tahun 2020 menjadi tahun terakhir program pembangunan air bersih dilakukan oleh Kementerian ESDM. Selanjutnya, pelaksanaan pembangunan sumur bor air bersih menjadi tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Capaian lain dari Badan Geologi adalah pembangunan Pusat Informasi Geologi (PIG) Natuna dan Maros, serta melakukan 5 verifikasi warisan geologi. Dari sisi regulasi, pada tahun 2020 telah diterbitkan 1 Peraturan Menteri ESDM dan 3 Keputusan Menteri ESDM terkait sektor geologi.

aa

Dari mitigasi bencana geologi, Badan Geologi melakukan peringatan dini, tanggap darurat, penyelidikan, pemetaan, dan sosialiasi terhadap aktivitas gunung api di Indonesia. Badan Geologi juga melakukan pengembangan pada Pos Pengamatan Gunungapi. Untuk tahun 2020, ada 5 pos yang dibangun, yaitu Pos Gunung Marapi di Sumatera Barat, Pos Gunung Guntur (Jawa Barat), Pos Gunung Slamet (Jawa Tengah), Pos Gunung Dieng (Jawa Tengah), dan Pos Gunung Batur (Bali). Dari 74 pos yang ada di seluruh Indonesia, 19 pos pengamatan gunungapi sudah dikembangkan.

“Untuk pengawasan atau pengamatan gunungapi kami juga melakukan pengembangan pos pengamatan gunungapi. Untuk tahun 2020 ada 5 pos yang kita bangun. Total, dari 74 pos pengamatan sampai dengan saat ini 19 yang sudah kami kembangkan. Pengembangan ini dalam rangka untuk meningkatkan kinerja pengamat. Peralatan yang ada di sana juga kami tingkatkan sehingga mitigasi yang dilakukan lebih akurat mendekati kebenaran,” jelas Eko.

Sementara untuk mitigasi gerakan tanah, Badan Geologi melakukan penelitian dan penyelidikan untuk memperkuat kualitas Peta dan Rekomendasi Peringatan Dini, kaji cepat tanggap darurat dan pascabencana, serta sosialisasi kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

“Yang kita lakukan untuk mitigasi gempa bumi adalah pemeriksaan dampak gempa bumi, pengukuran dan analisis data mikrotremor, koordinasi dan penyampaian rekomendasi kepada Pemda, dan sosialisasi kepada masyarakat secara langsung,” tambahnya.

Diseminasi informasi terkait mitigasi bencana geologi telah dilakukan beberapa webinar dan Focus Group Discussion (FGD) pemutakhiran peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) tsunami dan gempa bumi.

Pada kesempatan tersebut, Eko juga menyebutkan realisasi anggaran Badan Geologi sebesar 92,17% dari target yang ditetapkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2020. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) diperoleh Rp 707 juta dari target Rp2,6 miliar. Sementara nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) mencapai 93. (*/001)

Tag: