Terangi Samarinda Malam Hari, Dishub Ganti Ribuan Bola Lampu Jalan

aa
Dari kanan ke kiri, Perhubungan Kota Samarinda, H Ismansyah, Wakil Wali Kota Samarinda, Muhammad Barkati, dan Kepala Dinas Pariwisata Kota Samarinda, I Gusti Ayu Sulistiani, Senin (21/10/10/2010). (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Untuk menerangi Kota Samarinda di malam hari dan menghemat listrik, Dinas Perhubungan Kota Samarinda akan mengganti ribuan bola lampu (bolam) penerang jalan yang sebelumnya konvensional boros listrik  dengan bolam hemat listrik (LED), bola otomatis di dalam kota dan menambah titik tiang lampu di jalan-jalan memasuk ke kota Samarinda.

“Menerangi kota dengan lampu di malam hari bagian dari  pelayanan pemerintah ke masyarakat dalam rangka memberikan keselamatan dan keamanan kepada pengguna jalan, sekaligus memperindah kota malam hari, menunjang pariwisata dan menghemat pembayaran listrik ke PLN,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Samarinda, H Ismansyah dalam jumpa pers besama Wakil Wali Kota Samarinda, Muhammad Barkati dan Kepala Dinas Pariwisata Kota Samarinda, I Gusti Ayu Sulistiani, serta Sekretaris Dinas Kominfo Samarinda, Dian Rahendra, Senin (21/10/10/2010).

Untuk menghemat listrik dan menerangi kota, tahun ini dari ribuan bohlam yang harus diganti, sudah dilaksanakan penggantian bohlam ke bohlam LED sebanyak 1700 bohlam. Juga telah dipasang tiang lampu penerang jalan di Jalan HM Rifaddin sebanyak 40 titik, di jalan adari arah Tenggarong ke Samarinda 30 titik. “Kita perluas terus sesuai anggaran yang tersedia,” ujarnya.

Penerangan dari jalan dari Bandara APT Pranoto ke dalam kota, juga perlu dipasangi lampu, jarak antar tiang lampu yang ideal 40 meter. Lampu jalan dari Bandara APT Pranoto ke dalam kota penting untuk mengantisipasi beroperasinya bandara malam hari. “Tidak aman dan tidak terasanya nyaman kalau dari bandara ke dalam kota gelap-gelapan,” ujar Ismansyah.

Menurut Ismansyah, sekarang Pemkot Samarinda membayar rekening listrik lampu jalan ke PLN per tahun rata-rata Rp22,5 miliar dengan pola membayar taksasi, siang-malam, bukan berdasarkan pemakaian. “Lagi kita koordinasikan dengan PLN,” ungkapnya.

Untuk penghematan, maka bohlam diganti dengan yang hemat energi dan pembayaran rekening diubah berdasarkan pemakaian, nanti akan pakai meteran. Juga sedang dijajaki menggunakan bola otomatis, saat hari gelap lampu menyala sendiri dan saat hari terang, lampu mati sendiri.

“Perhitungan kita, bila pemakaian listrik bisa dihemat dan lebih terukur, selisih lebihnya, misalnya 10% saja, ada dana Rp2,25 miliar bisa masuk kas daerah dan bisa digunakan lagi untuk perluasan penerangan jalan,” kata Ismansyah. (001)