Terpisah 15 Tahun, Taqwatul Iman Bertemu Bapaknya Saat Lengannya Diamputasi di RSUD Nunukan

Taqwatul Iman menjalani perawatan di RSUD Nunukan ditemani Suriana Bahtiar. (foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA– Postingan Suriana Bahtiar  di Facebook yang mengabarkan kondisi Taqwatul Iman saat dirawat di RSUD Nunukan, akhirnya mempertemukan Taqwatul Iman dengan bapaknya, AZ yang sudah terpisah selama 15 tahun dan kini tinggal di Tarakan.

Taqwatul Iman terlibat kecelakaan tunggal saat dibonceng temannya dengan sepeda motor  di Jalan Babatu, Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan,  Provinsi Kalimantan Utara. Kejadian itu memaksa Taqwatul Iman (19) harus merelakan lengan kirinya diamputasi atau dipotong karena hancur terjepit di roda sepeda motor.

Saat kejadian, Taqwatul Iman yang lagi dibonceng temannya, tak menyadari sebelah lengan bajunya menjuntai ke roda belakang sepeda motor, kemudian lengan bajunya tersebut diputar juga oleh gear sepeda motor, membuat dirinya jatuh dan lengannya juga ikut diremuk gear motor.

Taqwatul Iman, pemuda asal Toli Toli, Sulawesi Tengah terpisah dari bapaknya, setelah bapaknya bercerai dengan ibunya. Taqwatul Iman merantau ke Sebatik Barat, bekerja sebagai buruh rumput laut  ini korban kecelakaan pada 27 Desember 2021 pukul 16:00 Wita, kemudian dirujuk ke RSUD Nunukan untuk menjalani operasi.

“Saya tidak punya keluarga di Nunukan, saya ini perantau,  baru tiga bulan datang ke Sebatik,” kata Iman saat ditemui Niaga.Asia di RSUD Nunukan, Senin (03/01/2022).

Kondisi luka Taqwatul Iman  yang cukup parah membuat pasien dan pengunjung RSUD di ruang Cempaka terharu, karena tidak satupun teman ataupun keluarganya mendampingi selama menjalani pengobatan.

Tidak terkecuali bagi Suriana Bahtiar, karena keprihatinannya berinisiatif membuat postingan di akun Facebook miliknya tanggal 31 Desember 2021, terkait informasi kecelakaan Taqwatul Iman yang menyedihkan  dan tidak punya keluarga satupun di Nunukan.

“Kebetulan saya tengok keluarga sakit satu ruangan dengan Taqwatul, saya tanya katanya tidak punya keluarga, kasihan tangannya diamputasi,” ucap Suriana.

Lewat postingan facebook itulah, Suriana menyampaikan kondisi pasien dan meminta masyarakat yang mengenalnya bisa menginformasikan kepada keluarga korban. Postingan ini ditanggapi pengunjung media sosial.

Postingan facebook Suriana tidak hanya sebagai penyebar informasi kecelakaan, banyak masyarakat bersimpati mendonasikan bantuan biaya pengobatan yang hingga hari ini terkumpul sekitar totol Rp 18 juta.

“Transfer lewat rekening saya sekitar Rp 10 juta, lewat perawat RSUD Nunukan sekitar Rp 8 juta, biaya BPJS juga dibayarkan perawat,” tuturnya.

Dibalik kesedihan Taqwatul Iman, Suriana menceritakan bahwa korban merantau ke Kabupaten Nunukan, mencari orang tua laki-laki yang sejak balita usia 4 tahun terpisah, namun korban tidak mengetahui persis lokasi dimana orang tuanya.

Dipertemukan Melalui Postingan di Medsos

Ditengah upaya mencari itu, Taqwatul meminta Suriana menghubungi keluarganya (pamannya) yang berada di Tarakan. Tanpa diduga komunikasi lewat video call ini malah mempertemukan Taqwatul dengan bapaknya, AZ yang rupanya tinggal di Tarakan.

“Waktu video call dengan pamannya, Taqwatul melihat ada laki-laki mirip mukanya, lalu ditanya siapa itu, apakah itu bapak saya,” sebutnya.

Pertemuan tanpa diduga ini diiringi tangisan, Taqwatul Iman dan orang tua laki-lakinya akhirnya bertemu setelah 15 tahun terpisah. Bapak dan anak ini ternyata telah lama saling merindukan dan mencari keberadaannya.

Perpisahan keduanya dikarenakan persoalan rumah tangga. Taqwatul Iman sejak kecil tinggal bersama ibu dan bapak tiri di Toli Toli, sedangkan orang tua laki-lakinya mencari kerja merantau keluar daerah.

“Bapaknya mengira Taqwatul sekolah di Makassar, Sulawesi Selatan, beliau bilang lama sudah mencari keberadaan anaknya ini,” katanya.

Kronologi kecelakaan

Taqwatul menceritakan kecelakaan tunggal sepeda motor dikarenakan lengan baju sweater miliknya terjepit di gear rantai ban belakang. Korban tertarik jatuh dan lengan bagian kirinya masuk di sela-sela roda.

“Satu lengan kanan dipakai dan baju lengan kiri tidak dipakai, saya tidak sadar lengan baju tidak dipakai itu menjuntai masuk dalam gear motor,” terangnya.

Pasca kejadian, Taqwatul dilarikan Jojon (teman) ke RSUD Nunukan dalam keadaan luka – luka dibagian tangan kanan dan kaki kiri terkilir ditambah lengan bagian kiri retak atau hancur.

Teman korban sempat menghubungi pemilik rumput laut tempat Taqwatul bekerja di Kecamatan Sebatik, namun tidak ada respon dan tanggapan, bahkan tidak memiliki rasa iba membantu pengobatan ataupun lainnya.

“Saya buruh rumput laut borongan, gajinya tidak jelas tergantung hasil panen, saya punya anak 1 orang usia 7 bulan di Toli Toli,” pungkasnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: