Tirtonegoro Konsisten Mengawal Pemajuan Seni Budaya Kaltim

Saat penampilan penari Tirtonegoro Foundation di Benteng Vredeburg, Yogyakarta (Foto: istimewa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Tirtonegoro Foundation Kalimantan Timur (Kaltim) yang dikenal sebagai wadah berhimpun anak muda, berkomitmen mengawal pemajuan kebudayaan di Kaltim. Terutama yang berkaitan dengan seni pertunjukan dan literasi.

Demikian CEO Tirtonegoro Foundation Dr. Rahmad Azazi Rhomantoro, usai mengevaluasi beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan.

“Selama ini Tirtonegoro bergerak aktif mengawal seni budaya dan gerakan literasi Kaltim dalam wujud kegiatan nyata,” katanya kepada niaga.asia, Selasa 5 Desember 2023.

Dalam kegiatan itu, lanjut Rahmad, banyak melibatkan anak muda yang punya idealisme. Termasuk mengajar di kawasan marjinal di Samarinda.

“Secara konsisten kami juga melakukan progresifitas di bidang seni pertunjukan, teater, tari, sastra dan musik,” ujar Rahmad.

Para seniman Tirtonegoro Foundation yang tampil di Eksotika Kalimantan Timur. (Foto: istimewa)

Kegiatan yang terbaru dari Tirtonegoro adalah perhelatan sejumlah materi seni budaya Kaltim yang bertajuk ‘Eksotika Kalimantan Timur’, di Benteng Vredeburg, Yogyakarta, 18 November 2023.

Inisiasi program yang bertujuan memperkenalkan keindahan Kalimantan Timur ini, menghadirkan berbagai pertunjukan dan diskusi literasi yang menghibur dan mendidik.

Perhelatan yang kental dengan nuansa kebudayaan Kaltim menampilkan permainan sajian keroncong tingkilan dan sapeq oleh M. Caesar, Azazi, dan Wawan.

Dilanjut tari Celeng Sringgi dari Nurul Setiawan dan tari ‘Gawi Gata Bawe Taka’. Tari yang dibawakan Irma Erpiana menceritakan kekuatan perempuan suku pedalaman dalam mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.

Pada saat di Yogyakarta itu, Tirtonegoro juga mengadakan talk show bertemakan tentang Eksotika Seni Budaya Kaltim dengan menghadirkan narasumber seperti budayawan Syafruddin Pernyata, Rahmad Azazi Rhomantoro, Henny (Sekretaris Forum TBM Indonesia), Indra Suriyanto (Ketua Forum TBM Yogyakarta) dan Syaiful Bahri (Komunitas Kutub).

Penulis : Hamdani | Editor : Saud Rosadi

Tag: