TNI AL Nunukan Gagalkan Pengiriman 39 Calon Pekerja Secara Ilegal ke Malaysia

Anggota Lanal Nunukan memeriksa C-PMI (Calon Pekerja Migran Indonesia) yang hendak diberangkatkan secara ilegal ke Malaysia. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Tim Second Fleet Quick Response (SFQR) Pangkalan TNI AL (Lanal) Nunukan, mengamankan 2 speedboat  dari Tarakan, Kalimantan Utara, bermuatan 39 Calon Pekerja Migran Indonesia (C-PMI) yang hendak menuju perairan Tawau, Sabah, Malaysia.

Komandan Lanal (Danlanal) Nunukan Letkol Laut (P) Arief Kurniawan Hertanto mengatakan, speedboat bermuatan calaon pekerja itu diamankan Rabu 16 Februari 2022 di sekitar perairan Sei Nyamuk, Kecamatan Sebatik.

“Sebelum masuk perairan Malaysia, speedboat melintasi alur sungai Sei Nyamuk, nah disitulah kita hentikan,” kata Danlanal Nunukan, pada Niaga.Asia, Kamis (17/02/2022).

Keberhasilan tim SFQR TNI AL Nunukan mencegah penyelundupan orang ke wilayah Malaysia, tidak lepas dari informasi dan peran masyarakat yang aktif peduli terhadap larangan pengiriman orang secara illegal.

Dalam operasi pencegahan, tim SFQR bersama Danpos Sei Nyamuk yang membagi tugas pengawasan. Sekitar pukul 08.30 Wita melihat 2 speedboat memasuki alur sungai Sei Nyamuk yang berada di perbatasan Indonesia – Malaysia.

“Kita lakukan pemeriksaan penumpang dan barang bawaan. Dugaan sementara semua penumpang hendak dibawa ke Malaysia,” sebutnya.

Danlanal menyebutkan, speedboat SB Celebes GT 04 dinahkodai Jufri (24) warga Jalan P. Diponegoro, RT. 20 Kelurahan Sebengkok, Kecamatan Tarakan Tengah, dan ABK bernama Samsuryadi (17) warga Desa Lapri, Kecamatan Sebatik Utara.

Sedangkan speedboat Cinta Damai nahkoda Ismail (21) warga Selumit Pantai, Kecamatan. Tarakan Tengah, adapun ABK bernama Abdul Haris (44) warga Pasar Batu, Kelurahan Tarakan Tengah.

“Seluruh penumpang beserta barang bawaan diserahkan ke BP2MI Nunukan, untuk proses penanganan lebih lanjut,” jelasnya.

Sebanyak 26 orang C-PMI berusia dewasa terdiri, laki-laki 18 orang dan perempuan 8 orang, kemudian penumpang anak laki-laki 9 orang dan perempuan 4 orang. Seluruh penumpang merupakan warga luar daerah Kalimantan Utara.

“Rata-rata penumpang warga Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat,” tuturnya.

 Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: