WHO Laporkan 257 Kasus Konfirmasi Cacar Monyet

Telapak tangan pasien kasus cacar monyet dari Lodja, sebuah kota yang terletak di dalam Zona Kesehatan Katako-Kombe, terlihat selama penyelidikan kesehatan di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1997. (Foto : Brian W.J. Mahy/CDC/Handout via REUTERS)

JENEWA.NIAGA.ASIA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejauh ini telah diberitahu tentang 257 kasus cacar monyet yang dikonfirmasi dan sekitar 120 kasus yang diduga di 23 negara di seluruh dunia, menurut sebuah buletin yang dirilis di Jenewa.

“Hingga 26 Mei, total kumulatif 257 kasus yang dikonfirmasi laboratorium dan sekitar 120 kasus yang dicurigai telah dilaporkan ke WHO. Tidak ada kematian yang dilaporkan,” kata organisasi itu, dilansir TASS, Senin.

Kasus terutama dilaporkan di antara “laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL),” kata WHO.

Sejak 13 Mei, cacar monyet dilaporkan di 23 negara yang tidak endemis virus tersebut. WHO memperkirakan kasus baru akan segera muncul kembali, “Karena pengawasan meluas di negara-negara non-endemik,” pernyataan WHO menambahkan.

“Sebagian besar kasus yang dilaporkan sejauh ini tidak memiliki hubungan perjalanan yang pasti ke daerah endemik,” kata WHO.

“Kemunculan cacar monyet yang tiba-tiba secara bersamaan di beberapa negara non-endemik menunjukkan bahwa mungkin ada penularan yang tidak terdeteksi untuk beberapa waktu serta peristiwa yang memperkuat baru-baru ini.”

Virus Cacar Monyet

Virus cacar monyet telah mulai menyebar di Eropa Barat dan benua lain awal tahun ini. Kasus telah dikonfirmasi di Australia, Belgia, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Portugal, Spanyol, Swedia, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat. Sejauh ini tidak ada kasus cacar monyet yang terdaftar di Rusia.

Monkeypox (Cacar Monyet) adalah penyakit zoonosis virus yang ditularkan ke manusia melalui kontak dekat dengan orang atau hewan yang terinfeksi (tikus, primata) atau dengan bahan yang terkontaminasi virus. Gejalanya meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, rasa lelah, dan ruam. Masa inkubasi adalah sekitar sepuluh hari dan gejala biasanya berlangsung dari dua sampai empat minggu.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rasio kasus kematian berkisar antara satu hingga sepuluh persen, dengan mayoritas kematian terjadi pada kelompok usia yang lebih muda.

Sumber : Kantor Berita TASS | Editor : Saud Rosadi

Tag: