Wiwie Ameer Sudah Produksi dan Bagikan 1.000 Masker Gratis

Wiwie Ameer bersama saudara,ipar-iparnya, dan teman-temannya membuat masker dari bahan kain untuk dibagikan gratis ke masyarakat (Foto Helda Mildiana/Niaga.Asia)

TANJUNG REDEB.NIAGA.ASIA-Banyak cara untuk mengisi waktu pada masa harus berdiam diri dalam rumah ditengah pandemi Virus Corona (COVID-19). Di Tanjung Redeb, Kabupaten Berau misalnya,  Wiwie Ameer seorang  ibu rumah tangga yang juga berprofesi sebaga penata rias pengantin ini bersama saudara, ipar-iparnya, dan teman-temannya memproduksi masker untuk diberikan gratis kepada masyarakat Berau.

Disela-ela  kesibukannaya menjahit masker, perempuan berhijab ini tampak Kamis pagi (2/4/2020) menerima dua buah botol jamu gratis dari pembuat jamu. “Moga sehat ya ibu ibu yang lagi jahit masker,” kata tukang jamu itu menyerahkan dua buah botol jamu besar kepada Wiwie.  “Terima kasih mbak,”kata Wiwie.

Sejak  masyarakat mengetahui Wiwie  membuat masker yang dibagikan gratis ke masyarakat, tak pelak beberapa masyarakat yang peduli berkunjung untuk membantu makanan, baik itu camilan, buah buahan, dan  susu, serta do’a.

Masyarakat berharap Wiwie berasam keluarga dan teman-temannya selalu dalam keadaan sehat, sehingga bisa terus membuat masker yang semakin sulit didapat. “Ada juga warga yang datang menyumbang kain untuk masker, dan ada pula menyumbang uang untuk membeli bahan  masker,” kata Wiwie pada Niaga.Asia.

Didampingi Hafizah, Ana, Karmila, Kasmini, dan Ayana, Wiwie menjelaskan, dia dan teman-temannya, profesinya membuat henna (pacar), pemilik toko hijab, bahkah guru TK . Hari-hari ini, mereka membuat masker dengan maksud membantu warga yang kesulitan mendapatkan masker, karena di pasaran masker  tak ada lagi yang menjual, kalaupun ada harganya sudah sangat mahal.

“Dalam membuat masker, kami mengacu kepada dokter Tirta, bahwa masker dari bahan kain lebih baik digunakan masyarakat, sedangkan masker medis digunakan oleh kalangan medis. Masker kain yang dibuatnya,dua lapis , dan bisa dicuci mengunakan air panas sebelum dipakai lagi,” paparnya.

Menggunakan 4 mesin jahit, Wiwie bersama kelompoknya ini telah membuat lebih dari 1.000 masker. “Awalnya 3 buah mesin jahit pinjaman, kemudian baru baru ini diberikan bantuan oleh Wabup Agus Tantomo 1 buah mesih jahit lagi,” kata Wiwie dilokasi pembuatan masker di Jalan AKB Sanifah II Tanjung Redeb.

Dijelaskan pula, mereka suda tiga kali ganti desain  dan bahan masker. Awalnya masker dibuat dari kain bahan jilbab. Dari satu meter kain, bisa menjdi 10 sampai 12 masker.  Sekarang Wiwie mengaku membuat masker dari kain Toyobo yang lebih mudah dibeli di toko di  anjung Redeb.

“Kini juga ada relawan yang membantu menjahitkan di lokasi lain, untuk menghindari kerumunan , jika semua di kerjakan dalam satu lokasi,” ungkapnya.

Tentang pendistribusian masker secara gratis ke masyarakat, Wiwie mengungkapkan, bukan dia yang melakukan, tapi ada juga relawan yang membantu, atau ada juga masyarakat yang datang langsung ke lokasi pembuatan masker.

“Warga yang datang langsung mengambil masker, wajib taat aturan, jaga jarak  selama antri,” paparnya.

Wiwie menginformasikannya aktivitas sosialnya ini kepada masyarakat melalui media sosial instagram dan facebook, sehingga banyak masyarakat yang mengetahui aktivitas Wiwie, walhasil dampaknya menuai kepedulian masyarakat, ada yang membantu baik itu makanan maupun bahan bahan untuk membuat masker. (Helda Mildiana)

Tag: