Zairin Zain Ingin Jadikan Citra Niaga Ikon Kota Samarinda Seperti Malioboro

Zairin Zain saat berbincang bersama wartawan di Pyramid Cafe Jalan Dahlia, Samarinda, Jumat (5/6). (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Mantan Kepala Bappeda Kalimantan Timur Zairin Zain, sekaligus bakal calon Wali Kota Samarinda dari jalur independen, siang ini, berbincang bersama wartawan di Samarinda. Dia membeber gagasan, dalam obrolan santai.

Mulai dari soal banjir misalnya, hingga keinginan dia mengembalikan kejayaan, dan menjadikan Citra Niaga, yang pernah meraih Aga Khan Award, sebagai ikon kota Samarinda.

“Saya diminta kawan, untuk maju, karena sudah tahu persis masalah di Samarinda, setelah sempat jadi Pj Wali Kota. Banyak yang mesti dibenahi. Hingga akhirnya saya putuskan untuk maju, bersama Pak Sarwono,” kata Zairin, mengawali perbincangan di Pyramid Cafe Jalan Dahlia, Samarinda, Jumat (5/6) siang.

Zairin sendiri, kini telah memasuki masa pensiun di usianya 60 tahun. Dia telah mengabdi sebagai aparatur sipil negara (ASN) selama 32 tahun. Pertemuan dengan wartawan, mengenang masa dia saat sebelum jadi ASN, juga menjadi wartawan.

Obrolan santai, membahas persoalan krusial di kota ini. Seperti, tentu saja soal banjir, yang baru saja melanda 11 kelurahan di 3 kecamatan, di waktu lebaran lalu.

“Rumah-rumah yang ada di bantaran Sungai Karang Mumus (SKM), mesti direlokasi. Kalau tidak, banjir tidak selesai. Karena solusinya, SKM dinormalisasi, dengan lebar 40 meter,” ujar Zairin.

“Kita harus selesaikan itu, agar air mengalir cepat dan lancar. Juga, pengerukan bendung Benanga, jadi solusi. Rencana kami, membuat sodetan meski jauhnya 30 meter, mengarah ke Marangkayu agar bisa terbuang ke laut,” tambah Zairin.

Zairin Zain berfoto bersama wartawan. (Foto: Niaga Asia)

“Di 2013, Pemprov menganggarkan Rp600 miliar untuk penanggulangan banjir Samarinda. Tapi, 60 persen kembali sebagai SILPA (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran). Untuk soal banjir, Pemprov kedepan jadi komandonya. Dan urusan sosial, jadi tanggungan kota,” tambahnya lagi.

Tidak kalah penting, lanjut Zairin, juga jangan sampai ada lagi izin pembangunan perumahan, yang menguruk resapan air. Karena memang, kota Samarinda, semakin minim daerah resapan air.

“Ini program yang kami wacanakan, dan rencanakan. Kalau itu bisa, banjir berkurang, dan sungai bisa jadi lokasi wisata,” tegas Zairin.

Masih menurut Zairin, dia bersama Sarwono, juga berkeinginan membuat ikon di Samarinda. Sehingga, orang yang berkunjung ke Samarinda, punya kesan mendalam. Seperti kawasan Malioboro di Yogyakarta.

“Kita akan benahi fungsi dan geliat Citra Niaga. Keinginan saya, misal orangtua bisa duduk santai di Citra Niaga, sambil mendengarkan lagu, dan sambil ngopi,” ungkap Zairin.

Zairin menggarisbawahi, tata ruang kota Samarinda harus diubah, menimbang perkembangan kota saat ini. Utamanya, soal arah perkembangan kota kedepan.

Dalam kesempatan itu, Zairin juga membahas soal parkir di kota ini, yang memang jika ditata dengan baik, berpotensi besar menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Membenahi Samarinda ini harus fokus dan konsisten. Perhatian tidak dibagi-bagi,” pungkas Zairin. (006)

Tag: