Dugaan Penyalahgunaan Pertalite di Samarinda sampai PNS Nyambi Bisnis Ineks

Petugas stasiun bahan bakar umum melayani pembelian bahan bakar (handout Pertamina Patra Niaga Kalimantan)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Pekan lalu warga Samarinda kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Peristiwa itu menyita perhatian pembaca dalam sepekan terakhir.

Selain itu, PNS di Nunukan ditangkap dan penjara kepolisian gegara dugaan keterlibatan bisnis ekstasi atau disebut ineks, juga tidak kalah menarik perhatian. Berikut berita populer sepekan ini yang dirangkum redaksi niaga.asia :

1. Polisi Endus Kecurangan

Pekan lalu warga sulit mendapatkan Pertalite di SPBU. SPBU yang masih memiliki Pertalite pun ‘diserbu‘ pembeli Pertalite. Imbasnya mengakibatkan antrean panjang di SPBU.

Kondisi itu berbanding terbalik dengan ketersediaan Pertalite di pengecer, atau Pertamini, yang tetap saja memiliki stok BBM jenis Pertalite.

Baca jugaPolisi Endus Penyalahgunaan Pertalite di Samarinda

Meski sudah beberapa kali mengungkap kasus penyalahgunaan BBM bersubsidi, polisi sedang menyelidiki sebab warga kembali sulit mendapatkan Pertalite di SPBU.

“Berarti masih ada yang melakukan seperti itu,” kata Komisaris Besar Polisi Ary Fadli, Kepala Polresta Samarinda, ditemui niaga.asia di kantornya, Senin 11 September 2023.

2. PNS Nyambi Bisnis Ekstasi

Bisnis narkoba bisa jadi menggiurkan banyak pihak, tidak terkecuali PNS Bapenda kabupaten Nunukan, berinisial RI, 35 tahun. Dia tepergok menyimpan hampir 13 butir ekstasi.

Ilustrasi borgol kepolisian (dok/niaga.asia)

Kapolres Nunukan AKBP Taufik Nurmandia melalui Kasi Humas Polres Nunukan AKP Siswati mengatakan, RI diamankan 13 September 2023 sekitar pukul 20.30 Wita, di Jalan Teuku Umar RT 12, Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan.

Baca jugaPolisi Tangkap PNS UPT Bapenda Nunukan Nyambi Jualan Ekstasi

“Pelaku berupa mengelabui petugas dengan cara menyembunyikan 5 butir pil ekstasi terbungkus plastik di celah tembok pagar,” kata Kapolres Nunukan AKBP Taufik Nurmandia dalam penjelasannya kepada niaga.asia, Jumat 15 September 2023.

3. Legenda Rakyat Diangkat ke Layar Lebar

Legenda Kerajaan Buaya Sungai Karang Mumus Samarinda diolah Sanggar Seni dan Budaya Zhiezham Sangatta menjadi sebuah film, di mana lokasi syutingnya bertempat di Desa Singa Gembara, Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur.

Dalam cerita yang diskenariokan dan disutradarai Muhammad Syabir itu sebenarnya mengangkat kisah nyata kehidupan seorang ‘Bidan Beranak’ di tahun ’70 an yang menolong kelahiran putra Raja Buaya Sungai Karang Mumus.

Baca jugaLegenda Kerajaan Buaya Karang Mumus Difilmkan Sanggar Seni dan Budaya Zhiezham Sangatta

“Kisah itu saya peroleh dari buku ‘Sungai Kehidupan’ tulisan Hamdani. Setelah saya konsultasikan dengan penulis buku itu, jadilah film yang kami beri judul ‘Julak Bidan’,” ungkap Syabir kepada niaga.asia, Selasa 12 September 2023.

Penulis : Redaksi | Editor : Saud Rosadi

Tag: