Ekspor Rumput laut Melambat, Pertumbuhan Lapangan Usaha Pertanian Kaltara Anjlok

Ekspor dan harga rumput laut Nunukan tak pernah stabil sepanjang tahun. (Foto Dok Niaga.Asia).(Foto : Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Lapangan usaha (LU) Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kalimantan Utara (Kaltara) triwulan II 2024 tumbuh sebesar 2,04% (yoy), atau anjlok dari pertumbuhan triwulan I 2024 yang tumbuh sebesar 5,01% (yoy), karena terkontraksinya ekspor rumput laut.

“Volume ekspor rumput laut terkontraksi sebesar -11,87% (yoy), atau melambat dari pertumbuhan volume ekspor triwulan sebelumnya sebesar 22,47% (yoy),” ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi, Wahyu Indra Sukma dalam laporan Perekonomian Provinsi Kaltim Agustus 2024 yang dilansir dilaman Bank Indonesia, 04 September 2024.

baca juga:

Struktur Perekonomian Kaltara Masih Didominasi Sektor Pertambangan

Konstruksi Smelter Alumunium dan Pabrik Kertas Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kaltara

LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan memiliki pangsa mencapai 14,87% dari total PDRB ADHB Kaltara. Sektor Pertanian juga memberikan andil yang cukup tinggi terhadap perekonomian Kaltara pada triwulan I 2024 dengan sumbangan mencapai 0,36%.

Volume ekspor ikan juga masih menunjukkan pertumbuhan yang melambat sebesar 25,39% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 74,47% (yoy).

baca juga:

Nilai Ekspor Kaltara Bulan Juli 2024 Mencapai US$ 124,15 Juta

Sejalan dengan hal tersebut, ekspor udang Kaltara mengalami kontraksi sebesar -10,56% (yoy) seiring dengan masih melemahnya harga udang dunia meskipun sedikit lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang juga mengalami kontraksi sebesar -14,61% (yoy) .

“Perlambatan volume ekspor dan produksi perikanan sejalan dengan permintaan dari negara tujuan seperti Taiwan yang melemah,” kata Wahyu.

Masih tumbuh positifnya kinerja LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan ditopang oleh penjualan produk kelapa sawit juga sejalan dengan kondisi cuaca yang lebih kondusif.

Menurut Wahyu, harga TBS mengalami peningkatan menjadi Rp2.528,38, atau meningkat sebesar 14,60% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp2.271,30.

Produk TBS secara umum digunakan memenuhi pasar domestik dan diolah menjadi CPO untuk diekspor baik dalam bentuk oleochemical maupun derivatifnya.

“Serapan juga digunakan untuk pemenuhan target biodiesel B35 yang diolah dibeberapa daerah termasuk Provinsi Kalimantan Timur,” pungkas Wahyu.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: